Ketika Doa dan Mimpi Menjadi Kenyataan

Ada proses yang tak mudah untuk dijalani dengan baik-baik saja, sampai akhirnya takdir mengantarkan saya ke jalan yang sebelumnya tidak saya rencanakan dan terpikirkan. Bahkan saya sendiri tidak yakin untuk melakukannya, yaitu menjadi Calon Kepala Sekolah.

Proses yang lama dan panjang telah saya lewati sampai akhirnya berani mendaftarkan diri dalam seleksi Calon Kepala Sekolah di Kabupaten Bandung Barat. Kelulusan sayapun bahkan sempat diragukan karena lulus menjadi Calon Kepala Sekolah dalam usia yang masih cukup muda.

Dalam proses pembentukan diri dari guru Bimbingan Konseling dan diberi tugas tambahan  menjadi wakil kepala Sekolah bagian kesiswaan dan kini menjadi Calon Kepala Sekolah yang menunggu di lantik. Tentu saja ada figur-figur atasan dan senior yang membimbing, mengarahkan serta memberi contoh kepada saya untuk menjadi seorang Kepala Sekolah.

Figur idaman dan meniru contoh perlu kita lakukan dalam merealisasikan sebuah mimpi, yaitu memiliki figure pemimpin yang kesuksesannya dapat kita serap sehingga kelak mampu menjadikan kita seorang pemimpin yang lebih baik lagi. Pemimpin yang mengutamakan kepentingan yang lebih besar dibanding kepentingan orang per orang. Pemimpin yang merekomendasi bawahannya karena berdasarkan pada penilaian yang objektif akan kemampuan dari setiap bawahannya.

Beberapa kebijakan dari pemimpin kita mungkin tidak sesuai dengan kata hati, tetapi tetap bersikap positif dalam berpikir karena tidak sedikit pemikiran dari pemimpin yang bermanfaat dan baik untuk kita.

Keberanian, dan kerja keras dari seorang pemimpin dalam mengambil resiko dalam setiap kebijakan dan keputusannya yang cukup mengagumkan menjadi salah satu terjemahan yang baik dari sebuah arti kata pemimpin.

Kelulusan saya menjadi Calon kepala sekolah bagi saya merupakan sebuah pelajaran yang cukup berarti. Setiap ucapan yang kita ucapkan harus dapat kita pertanggungjawabkan dengan baik. Jangan asal berbicara tanpa kita sadari maksud dari ucapan kita. Karena pada akhirnya ucapan kita adalah doa untuk kita sendiri karena ucapan akan kembali pada pengucapnya.

“Tidaklah seorang muslim mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan dia, melainkan malaikat akan berkata, ‘dan untukmu juga’.” (HR. Muslim)

Tinggalkan Balasan