JABAREKSPRES.COM – Belum juga diresmikan, proyek pembangunan jembatan Tajim yang menghubungkan Kecamatan Sindagkerta dan Kecamatan Gununghalu mengalami retak pada bagian tembok penahan tanah (TPT).
Berdasasarkan pantauan Jabarekspres.com, retakan terjadi pada tembok TPT setinggi 5 meter yang masuk wilayah Desa Celak, Kecamatan Gununghalu, Kabupaten Bandung Barat.
Retaknya TPT tersebut diduga akibat pembuatan TPT yang terkesan asal dan tidak sesuai spesifikasi prosyek yang telah direncanakan. Ditambah arus sungai akibat curah hujan tinggi mengakibatkan TPT itu tidak kuat menahan derasnya air.
Menanggapi masalah ini, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) KBB, Doni TP Hutajalu pada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) KBB, Doni TP Hutajalu mengaku sudah mendapat laporan dari pengawas dilapangan mengenai retaknya proyek pembangunan jembatan itu.
“Pengawas kita melihat (kerusakan konstruksi) hari Jumat pagi. Saya langsung cari tahu penyebabnya apa, kita diskusi kemudian mencari solusinya,” jelas Doni Ketika dihubungu Senin, (7/11).
Dia menyebutkan, kontraktor dan Dinas PUTR saat ini langsung merancang ulang rencana perbaikan TPT itu dengan membangun terlebih dahulu jalur air (drainase).
‘’Ini agar tanah di area jembatan tidak terkena limpahan air saat hujan,’’ kilah dia.
Doni mengklaim, retaknya TPT itu akibat saluran drainase belum selesai dikerjakan, sehingga limpasan aliran air langsung mengenai TPT.
“Kalau drainasenya selesai dikerjakan air mengalir tidak membuat tanah itu gembur labil. Baru kami akan kerjakan kembali updragetan itu buat jembatan,” jelas Doni.
Pembangunan proyek jembatan ini merupakan bagian dari proyek pembangunan jalan Wilayah Selatan Bandung Barat sepanjang Kecamatan Cihampelas hingga Kecamatan Gununghalu berbatasan Cianjur.
Anggaran berasal dari pemerintah pusat dari alokasi dana Pemulihan ekonomi Nasional dari pinjaman anggaran melalui PT SMI.
Proyek Pembangunan Jembatan itu sudah berjalan selama 8 bulan. Berdasarkan evaluasi pada pengawasan kontraktor menemui beberapa kendala lantaran lapisan tanahnya labil.
Selain itu, banyak batu besar berada dalam tanah Ketika melak ukan penggalian untuk proyek pembangunan jembatan itu.
‘’Jadi tanahnya memang tzidak stabil dan ada 20 bor pile dengan 10 bor pile yang saling bersebrangan untuk membangun jembatan Tajim,” ungkapnya.