Bandara Kertajati Seperti Apa Potensi dan Peluangnya?

BANDUNG – Keberadaan Bandara Kertajati rencananya akan menjadi penerbangan untuk umrah. Saat ini sudah ada dua maskapai penerbangan yang bersedia untuk membuka rute penerbangan di Bandara yang terletak di Kabupaten Majalengka itu.

Dua Maskapai penerbangan Garuda dan Lion Air katanya sudah siap menganggkut para jamaah umrah dari bandara kertajati.

Akan tetapi, sampai saat ini masih ada bebrapa kendala di Bandara Kertajati di antaranya aksesibilitas, fasilitas, otoritas, peluang, dan sederet isu lainnya.

Menanggapi masalah ini, Anggota DPRD Jabar  Komisi IV Daddy Rohanady mengatakan, Bandara kebanggaan masyarakat Jawa Barat itu akan dijadikan pintu masuk. Sebab keberadaanya sangat strtegis.

Bandara berskala Internasional itu, meiliki luas lahan 1.040 hektar. Sedangkan rencana awalnya 1.800. Sehingga masih ada lahan yang belum dibebaskan seluas 760 hektar.

Selain itu, disekitar Bandara rencananya akan dibangun kawasan Aerocity dengan kebutuhan lahan seluas 3.200 hektare.

‘’Kawasan ini akan menjadi area penunjang yang akan melengkapi bandara berkelas internasional,’’ kata Daddy dalam keterangannya, Minggu, (5/11).

Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat sendiri, telah memberikan dukungan aksesibilitas dengan memperbaiki dan memperlebar jalan arteri menuju bandara di Kabupaten Majalengka itu.

Akan tetapi, Aksesisbilitas harus diperkuat dengan jalan tol. Meski sekarang sudah ada eksisting pintu masuk dari Tol Cikampek-Palimanan (Cipali). Namun, masih belum cukup. Sebab masih dibutuhkan akses dari arah selatan.

‘’Akses dari arah selatan itulah yang perannya dipegang Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu),’’ ujar Daddy.

Kendati begitu, sampai saat ini pembangunan Tol Cisumdawu masih berjalan lambat. Saat ini baru Fase 1 Tahap I dan Fase 6 Tahap II yang bisa digunakan.

Pembukaan Fase 2, Fase 3, dan Fase 4 Tahap I diharapkan tidak sampai akhir tahun 2022. Tahap I pada awalnya sangat diharapkan selesai lebih dahulu.

Tahap I ini diharapkan memangkas kemacetan dan masalah yang ada di sekitar Cadas Pangeran.

 

Sayangnya, pembangunan Fase 2 yang sudah rampung sempat bermasalah karena longsor di dekat terowongan. Hal ini terjadi karena derajat kemiringan di kiri dan kanan jalur yang kurang landai.

Seandainya Kertajati diharapkan menjadi sebuah bandara berkelas internasional sebagaimana tersemat dalam namanya, semestinya bandara ini juga dilengkapi sarana-prasarana lainnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan