JABAREKSPRES.COM – Selain menjalankan ibadah fardhu yang wajib kita kerjakan, ada pula amalan sunah terutama sholat yang ternyata snagat disukai Allah bila kita istiqomah menjalankannya. Berikut penjelasan menganai 5 amalan sholat sunah utama yang disukai allah bila dikerjakan manusia secara rutin.
Amalan sunah, memang tidak akan menjadi dosa bila kita tidak mengerjakannya, namun Allah sangat menyukai amalan yang dilakukan secara konsisten berkelanjutan walau jumlahnya sedikit.
Sama halnya dengan sholat sunah, Apabila dijaga untuk rutin dikerjakan sesuai waktunya, maka ibadah tersebut menjadi salah satu ibadah yang dicintai oleh Allah.
Berikut lima Sholat Sunah yang sebaiknya istiqomah dilakukan agar mendapatkan riddo dan cinta dari Allah SWT.
1. Shalat Sunnah Rawatib
Salah satu dalil yang menunjukkan pentingnya melakukan sholat sunah Rawatib adalah saatUmmu Habibah berkata bahwa ia mendengar Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib) sehari semalam, akan dibangunkan baginya rumah di surga.”
(HR. Muslim no. 728)
yang dimaksud sholat sehari semalam mengerjakan shalat 12 raka’at (sunnah rawatib), yaitu:
4 raka’at sebelum Zhuhur,
2 raka’at setelah Zhuhur,
2 raka’at setelah Maghrib,
2 raka’at setelah ‘Isya dan
2 raka’at sebelum Shubuh.
Tapi yang paling utama dari shalat rawatib adalah shalat sunnah fajar (shalat sunnah qobliyah shubuh).
‘Aisyah berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا
“Dua rakaat sunnah fajar (subuh) lebih baik dari dunia dan seisinya.”
(HR. Muslim no. 725)
Juga dalam hadits ‘Aisyah yang lainnya, beliau berkata,
لَمْ يَكُنْ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى شَيْءٍ مِنْ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مِنْهُ تَعَاهُدًا عَلَى رَكْعَتَيْ الْفَجْرِأخرجه الشيخان
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak melakukan satu pun shalat sunnah yang kontinuitasnya (kesinambungannya) melebihi dua rakaat (shalat rawatib) Shubuh.”
(HR. Bukhari no. 1169 dan Muslim no. 724)
2. Shalat Tahajud (Shalat Malam)
Allah Ta’ala berfirman,
أَمْ مَنْ هُوَ قَانِتٌ آَنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآَخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya ?
Katakanlah:
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”