Pengunaan Obat Sirup Dilarang Kemenkes, Ini Tanggapan Dinkes Jabar dan Dokter Spesialis Anak RSHS Bandung

JabarEkspres.com, BANDUNG – Kasus gangguan gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak berusia di bawah umur kini telah menjadi perhatian penting bagi seluruh pihak khususnya Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Diketahui, faktor utama atau penyebab timbulnya penyakit tersebut yakni diduga berasal dari adanya kandungan zat Etilen Glikol pada obat paracetamol syrup.

Sehingga dengan adanya dugaan tersebut, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) langsung mengambil langkah dan menginstruksikan kepada seluruh apotek di Indonesia untuk memberhentikan secara sementara penjualan obat-obatan bebas dalam bentuk sirup kepada masyarakat.

Menanggapi hal tersebut, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat (Jabar) mengaku bahwa pihaknya kini telah menyebarkan instruksi dari Kemenkes kepada seluruh fasilitas kesehatan (Faskes) di 27 kabupaten kota.

“Sesuai anjuran Kemenkes tadi siang, sementara dianjurkan paracetamol yang digunakan adalah bentuk tablet sampai selesai penelitian. Tentu adanya informasi dan anjuran tersebut kita sebarluaskan ke Dinkes kabupaten-kota dan seluruh fasilitas kesehatan supaya bisa segera diterapkan,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika Ristandi saat dikonfirmasi Jabar Ekspres pada Rabu, 19 Oktober 2022.

Untuk data kasus gangguan gagal ginjal akut misterius yang dimiliki ekonomi Dinkes Jabar sendiri, Ryan mencatat telah ada sepuluh pasien.

“Untuk sementara yang kami dapat lengkap ada 10 orang (pasien), tidak ada yang meninggal. Dan asal sepuluh kasus tersebut. Itu dari Purwakarta, KBB (Kabupaten Bandung Barat), Cimahi, Cianjur, Garut, Kota Sukabumi, Majalengka. Untuk kota Bandung sendiri terdapat tiga kasus (gangguan gagal ginjal akut misterius). Dan semuanya dirawat di RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin),” imbuhnya

Terpisah, Kepala Divisi Nefrologi KSM Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSHS Bandung, Prof. Dr. Dany Hilmanto mengungkapkan bahwa dugaan penyebab kasus tersebut berawal dari kandungan paracetamol sirup atau cair ditemukan di negara Gambia.

“Memang kebetulan di Gambia itu ada sekelompok anak yang mengkonsumsi paracetamol yang terpapar etilen glikol (zat), dan kebetulan mereka mendertia gangguan ginjal, tapi pasien yang lain tidak (menderita gangguan ginjal),” ucapnya di RSHS Bandung, Rabu, 19 Oktober 2022.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan