Kedua adalah BRI harus mampu menjangkau yang lebih kecil lagi atau “go smaller” jadi karena kita punya strategi pertumbuhan ke atas mengikuti naik kelas nasabah yang ada.
‘’Ke bawah kita cari sumber pertumbuhan baru atau nasabah baru, maka ‘go smaller’, dari situlah kita membuat konsep membentuk holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian,” tambahnya.
Pemulihan Ekonomi
Perjalanan BRI Group dalam mencapai visi tersebut tentu banyak dihadapkan dengan tantangan, mulai dari pandemi COVID-19 hingga gejolak ekonomi global.
Oleh karenanya selama pandemi, strategic response yang dilakukan BRI adalah dengan menyelamatkan UMKM melalui strategi business follows stimulus.
Agar stimulus berjalan efektif, pihaknya menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia.
Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran.
Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat,” tuturnya.
Menanggapi tantangan bisnis dari gejolak ekonomi global, Sunarso menyebut BRI jauh dari epicentrum gejolak ekonomi global dikarenakan backbone bisnis, yakni UMKM, relatif tahan banting terhadap dampak dari konflik global tersebut.
Di sisi lain, melihat bahwa UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia perlu dieskalasi pertumbuhannya.
Tidak heran, sebagai lembaga keuangan mengambil peran dengan mengucurkan 83,27% dari total kredit kepada pelaku UMKM per kuartal II-2022.
Pelaku usaha di Indonesia sebanyak 98.7% adalah skala UMKM. Itu baru jumlah pelakunya, tapi kontribusinya terhadap produk domestik bruto mencapai 68%, artinya sebenarnya PDB kita itu mayoritas dikontribusi oleh bisnis yang skalanya UMKM.
Ketiga, adalah dari sisi penyerapan tenaga kerja 97,22 % tenaga kerja di Indonesia itu pekerja dia segmen UMKM.
‘’Jadi ini menjadi penting dan strategik dalam konteks negara, karena tugas utama negara adalah mensejahterakan rakyatnya, dan cara yang paling baik dalam mensejahterakan rakyat adalah dengan memberi pekerjaan,” tegasnya.
Fokusnya dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi tersebut, menjadi penggerak kinerja keuangan.
Hingga akhir Kuartal II 2022, secara konsolidasian berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp.24,88 triliun atau tumbuh 98,38% year on year (yoy) dengan total aset meningkat 6,37% yoy menjadi Rp.1.652,84 triliun.