JAKARTA – Usai ditetapkan menjadi tersangka kasus tragedi Kanjuruhan, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) Akhmad Hadian Lukita akhirnya memberi tanggapan.
Tragedi Kanjuruhan telah memakan korban meninggal dunia sebanyak 131 orang.
Hingga kini, ratusan korban lainnya tengah menjalani perawatan usai menjadi korban kepanikan akibat gas air mata yang ditembakkan aparat pengamanan.
Dalam jumpa pers semalam, Kamis 6 Oktober 2022, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah mengumumkan bahwa penyidik telah menetapkan 6 tersangka dalam kasus ini.
Salah satu petinggi acara yang telah ditetapkan sebagai tersangka di antaranya adalah Dirut PT LIB Akhmad Hadian Lukita.
Usai penetapan statusnya sebagai tersangka, Akhmad Hadian respons kabar tersebut dan siap menjalani proses hukum.
“Kami akan menghormati proses hukum yang berlaku dan akan mengikuti tahap-tahap proses yang akan dilalui berikutnya,” kata Akhmad Hadian Lukita.
Ia berharap, peristiwa yang telah mengundang sorotan dunia ini menjadi evaluasi bagi semua pihak untuk penyelenggaraan sepakbola di Indonesia ke depannya.
“Kami juga berharap peristiwa kemarin menjadi pelajaran berharga bagi semuanya,” jelas Hadian.
Sebelumnya Kapolri menjelaskan, kesalahan dan pelanggaran yang dibuat oleh PT LIB adalah tidak melakukan verifikasi terkait kelayakan stadion Kanjuruhan.
Kapolri menjelaskan, tersangka tidak menggunakan data verifikasi terbaru, melainkan data yang digunakan adalah verifikasi tahun 2020.
“Saudara AHL, direktur utama PT LIB, di mana tadi sudah saya sampaikan yang bertanggung jawab setiap stadion memiliki sertifikasi layak fungsi.
“Namun, pada saat menunjuk stadion, persyaratan fungsinya belum tercukupi dan menggunakan hasil verifikasi tahun 2020,” terang Kapolri.
Kapolri juga mengatakan, saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Panpel telah menjual lebih dari 42 ribu tiket atau over kapasitas.
Kondisi semakin diperparah di mana sejumlah pintu keluar tak terbuka dan tak dijaga oleh Steward. Terutama di pintu keluar 12 dan 13, yang disebut menjadi tempat banyak korban berjatuhan dan meninggal dunia. (Disway)