Menurutnya, umbi kentang IPB CP3 sangat cocok untuk digoreng, baik untuk pembuatan kering kentang atau mustofa, keripik maupun french fries dengan tekstur yang renyah dan rasa yang sangat enak.
“Kentang ini mempunyai produktivitas umbi yang sangat tinggi dengan potensi hasil 35 ton per hektare dan beradaptasi dengan baik terhadap kondisi Indonesia. Umur panen kentang Sipitri 90 hari,” jelasnya.
Dia merinci, umbi kentang Sipitri berbentuk lonjong berukuran besar sehingga sangat menguntungkan dalam proses pengupasan dan pemotongan.
Warna kulit umbinya kuning cerah yang sangat menarik untuk pembuatan wedges dan warna daging umbinya yang kuning dan rasanya yang enak jika direbus menyebabkan kentang ini sangat cocok untuk kentang sayur.
Suharsono menyebut, kentang Sipitri telah ditanam dibeberapa wilayah diantaranya, di Kabupaten Bandung, Bandung Barat, Garut, Banjar Negara, Temanggung, Magelang dan Lombok Timur, walaupun skalanya masih terbatas untuk setiap kabupaten.
Umbi Sipitri, kata dia, sudah diolah menjadi keripik kentang oleh UKM di Sembalun, Kabupaten Lombok Timur, NTB dan Dieng Kabupaten Banjarnegara.
Untuk diketahui, kentang Sipitri dinyatakan oleh BIC sebagai salah satu dari 113 inovasi Indonesia paling prospektif tahun 2021. IPB CP3 telah terdaftar sebagai varietas hasil pemuliaan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian (PPVTPP) dengan Nomor 802/PVHP/2019 tanggal 30 Oktober 2019. IPB CP3 juga telah mendapatkan Hak Perlindungan Varietas Tanaman Sementara dengan surat nomor 439/PV.110/A.9/04/2022 tertanggal 4 April 2022.*** (YUD)