Memahami, merasakan, menguraikan dan melaksanakan ke delapan adab ini dengan potensi latar belakang pendidikan dan pengalaman yang dimiliki para guru, proses mendefinisikannya diserahkan kepada para guru itu sendiri menjadi sebuah pertanyaan terbuka introspeksi diri menuju penyucian jiwa/tazkiyatun nafs sang guru.
Adab Guru tersebut adalah sebagai berikut :
1). Belas kasih kepada murid dan memperlakukannya sebagai anak.
2). Diluar haknya yang harus diterima, tidak meminta upah mengajar meneladani sikap Rasulullah sebagai seorang pendidik.
3). Mengingatkan murid bahwa tujuan mencari ilmu adalah taqorrub kepada Allah. 4). Mencegah murid dari Ahlak tercela.
5). Tidak mencela ilmu ilmu yang tidak ditekuninya.
6). Hendaknya menyampaikan hakikat yang sebenarnya apabila kemampuannya terbatas.
7). Menyampaikan materi secara jelas dan sesuai dengan kemampuan murid dan
8). Mengamalkan ilmunya.
PENUTUP
Menarik ibroh dari pelaksanaan adab ini mengingatkan kita bahwa anak anak/murid yang mendapat pendidikan adab dalam sebuah proses yang penuh kesantunan, etika tata krama, sikap kesederhanaan akan tumbuh menjadi anak anak yang tangguh, disenangi, dan disegani banyak orang.
Sebagai sebuah instrumen penyucian jiwa/tazkiyatun nafs, semua itu kelihatannya sederhana, tapi bagi orang yang tidak punya adab, tidak akan mampu melakukannya. Jika adab tiada maka yang lainnyapun tiada. (***).
Penulis adalah Kadisdik Jabar Periode 2015-2016.