PDIP Jabar Gelar Lomba Menu Inovasi Pangan Lokal di Bandung

BANDUNG – PDIP Jabar menggelar Gebyar dan Lomba Inovasi Menu Berbasis Pangan Lokal tingkat Jabar di Kiara Artha Park Jalan Banten Kota Bandung, Minggu (2/10). Ribuan warga Kota Bandung pun memadati lomba tersebut. Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono mengatakan, pihaknya sengaja menggelar gebyar dan lomba tersebut guna antisipasi terjadinya krisis pangan global.

Lomba masak berbahan pangan (sumber karbohidrat dan protein/lauk pauk) dan makanan untuk bayi di bawah dua tahun untuk Generasi Emas Indonesia ini juga menghadirkan 8.000 porsi makanan tradisional khas Jabar dan dapat dinikmati warga secara gratis.

“Jadi kita membuat lomba masak berbasis pangan non beras dan gandum. Karena saat ini ada ancaman krisis pangan dunia. Sehingga kita harus mempersiapkan diri untuk membuat olahan makanan yang berbasis non beras,” ujar Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono kepada awak media.

Meski beras merupakan makanan pokok, Ono memaparkan, namun ada beberapa kandungan di dalamnya yang kurang baik untuk tubuh manusia salah satunya gula.

Dia memaparkan, banyak sumber daya alam yang bisa dijadikan olahan makanan, seperti singkong maupun jagung.

“Lomba ini merupakan langkah konkrit hasil eksplorasi tanaman pangan lokal Jabar yang akan memperkaya khasanah kuliner berbasis kearifan lokal. Seperti diketahui, beras merupakan sumber gula yang dapat menimbulkan sejumlah penyakit. Dan ternyata alam telah menyediakan sumber karbohidrat selain beras seperti sagu, singkong, ubi, talas, dan lainnya. Terlebih PDI Perjuangan juga memiliki kebijakan diversifikasi pangan berbasis pangan lokal, guna mengurangi ketergantungan pada beras dan gandum. Ini harus menjadi subtitusi agar masyarakat tidak bergantung kepada beras,” papar anggota Komisi IV DPR RI.

Tak hanya itu, pihaknya pun menggelar lomba masak untuk makanan bayi di bawah dua tahun. Hal ini merupakan langkah PDIP Jabar dalam mencegah terjadinya stunting di Tanah Air.

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan