JAKARTA – Dalam acara Musyawarah Anggota Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Tahun 2022 yang digelar secara virtual, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, meski saat ini kondisi perekonomian dunia sedang berada dalam ketidakpastian, perekonomian Indonesia mampu bertahan sebesar 5 persen selama tiga bulan berturut-turut.
Kondisi ini berkat dorongan pemerintah dan kejasama dari berbagai pihak untuk melakukan akselerasi dalam menjaga stabilitas harga dan daya beli masyarakat.
Pertumbuhan ekonomi ini didukung dengan oleh peningkatan konsumsi rumah tangga yang mengalami pertumbuhan dengan adanya pelonggaran mobilitas masyarakat.
Ini juga didukung oleh leading indicator sektor riil seperti penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen yang tumbuh positif, serta resiliensi kinerja sektor eksternal,’’ jelas Airlangga Hartarto.
Selain itu, cadangan devisa dan nilai ekspor juga tumbuh secara impresif, sementara Neraca Perdagangan Indonesia mencatatkan surplus selama 28 bulan berturut-turut.
Airlangga Hartarto mengakui, di tengah pelemahan indeks saham global, IHSG juga mampu menorehkan return diatas 9 persen.
Atas capain ini, Menko Airlangga memberikan apresiasi atas realisasi kinerja dari emiten pada semester 1 tahun 2022 itu.
Menurutnya, jika dilihat hasil dari kinerja emiten dala 7 tahun terakhir, Bursa Efek Indonesia (BEI) justru mencatat pertumbuhan positif sebesar 6,5 persen.
Tercatat pada Agustus 2022 ada 809 emiten dengan dana yang terkumpul dari 44 emitem sebesar Rp 21,8 Triliun yang ditunjukan dengan aliran modal asing yang terus masuk ke pasar saham Indonesia.
Pemerintah juga terus memantau untuk mengantisipasi terjadinya resesi ekonomi global yang berdampak pada pelemahan harga komoditas.
‘’Saat ini prospek harga komoditas yang trennya mulai menurun, ekspor produk manufaktur ke Amerika Serikat terimbas potensi resesi,’’ tutur Airlangga Hartarto.
Kendati begitu, ada sektor yang relatif bisa bertahan dan memiliki potensi terus tumbuh yaitu Telekomunikasi, Jasa Kesehatan, Makanan dan Minuman serta produk nikel.
Menko Airlangga melanjutkan, untuk menjaga pemulihan ekonomi perintah juga akan menerapkan strategi transisi aktivitas ekonomi dari Pandemi menjadi Endemi.
Untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional Program PEN dialokasikan anggaran Rp455,6 triliun untuk penanganan kesehatan, Bantuan Sosial, dan dukungan terhadap modal usaha masyarakat.