JABAREKSPRES.COM – 2 Orang pengusaha batu bara asal China mengalami nasib tragis, karena dibantai secara sadis menggunakan senjata tajam berupa parang di Kalimantan.
Dua pengusaha batu bara berkewarganegaraan china itu mengalami Penganiayaan sekaligus pembunuhan.
Mereka adalah berinisial NX (54) dan NC (52) yang mengalami luka parah disekujur tubuhnya.
Peristiwa tragis itu terjadi di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Dua pengusaha asal China tersebut dibacok dengan parang oleh dua pria berinisial HS (39) dan AN (35).
Korban diketahui merupakan petinggi sebuah perusahaan batu bara di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Tragedi berdarah ini menyebabkan kedua korban berinisial NX tewas setelah menderita banyak luka tebasan di sekujur tubuhnya.
Sementara korban lainnya berinisial NC harus kehilangan dua jari tangan kanannya akibat tebasan parang dari dua pelaku tersebut.
Dijelaskan Kasat Reskrim Polres Kutai Kartanegara AKP I Made Suryadinata, peristiwa berdarah ini bermula ketika kedua pelaku berinisial HS dan AN ditugaskan oleh si pemilik lahan.
Lahan berada di sekitar area PT Kalimantan Bara Perkasa (KBP) yang terletak di Desa Purwajaya, Kecamatan Loa Janan, pada Minggu (25/9/2022) sore lalu.
Kedua pelaku mendapat tugas untuk menjaga lahan tersebut. Diketahui terdapat lubang bekas galian batu bara di lokasi lahan yang mereka jaga.
Kedua pelaku kemudian mendatangi perusahaan meminta agar PT KBP untuk segera menutup lubang.
“Sebelumnya, pemilik lahan ada kerja sama dengan korban. Dalam kesepakatan awalnya, apabila lahan sudah selesai ditambang lubang harusnya langsung ditimbun lagi,” kata AKP Suryadinata saat menggelar konferensi pers di Mapolres Kukar pada Selasa (27/9) sore seperti dilansir JPNN Kaltim.
Dia menyampaikan lubang bekas galian tambang batu bara itu sudah lebih setahun ini belum direklamasi korban, yang merupakan pejabat direktur di PT KBP tersebut.
“Kedua pelaku ini ditugaskan sama pemilik lahan untuk menjaga sekaligus melakukan pengawasan di lahan itu,” ungkapnya.
Singkat cerita, mereka kemudian bertemu di lokasi lahan itu membicarakan tanggung jawab perusahaan untuk segera lakukan penutupan di bekas lubang tambang yang sudah setahun belakangan ini hanya dibiarkan menganga.