Pencak Silat Panglipur Goes to UNESCO, Perguruannya Sampai Tanah Eropa

JabarEkspres.com, BANDUNG – Paguyuban Pencak Silat Panglipur mendunia, cabang perguruannya tak hanya di Bandung Raya, bahkan sudah terbentuk di luar Provinsi Jawa Barat hingga mancanegara.

Guru Besar Pencak Silat Panglipur, Asep mengatakan, sejak 2017 lalu, pihaknya bersama kelompok dan berbagai aliran silat lain turut mendorong agar kesenian bela diri pencak silat diakui di tingkat internasioal.

“Alhamdulillah, Panglipur telah menembus ruang dan waktu, cabang-cabangnya sudah ada di Eropa, Amerika dan Asia,” kata Asep kepada Jabar Ekspres, belum lama ini.

Upaya yang dilakukan agar seni budaya tanah air tetap eksis dan diakui dunia, dia berujar, pencak silat saat ini sudah mendapat label sebagai warisan asli Indonesia oleh The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

Diketahui, UNESCO merupaka organisasi dunia yang sejarahnya dibentuk oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Adapun tanggung jawab UNESCO itu dilaksanakan melalui kerja sama internasional pada program pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya.

“Kita Goes to UNESCO, di tahun 2018 kita keliling Eropa, di sana Panglipur ikut juga sebagai pelopor (seni bela diri pencak silat) dengan perguruan yang lain dan diikuti oleh aliran (silat) lainnya,” imbuh Asep.

Dia melanjutkan, puncak dari upaya tersebut, pada 2019 lalu Panglipur berkesempatan tampil di Markas Besar UNESCO.

“Akhirnya ditetapkanlah pencak silat sebagai warisan harta benda untuk Indonesia,” ucap Asep.

“Jadi Panglipur punya sejarah yang erat dan memiliki pemaknaan juga,” tambahnya.

Asep menjelaskan, sebagai bentuk mengingat dan menghormati sejarah, Pencak Silat Panglipur melaksanakan kegiatan Napak Tilas.

Diketahui, Napak Tilas merupakan kegiatan jalan kaki yang dilakukan untuk mengenang bermacam kejadian di masa lampau.

“Maknanya dari Napak Tilas ini, supaya anak-anak atau generasi yang akan datang bisa terus ingat dan jangan lupa pada sejarah,” jelasnya.

Sementara itu, Rudi Wiranatakoesoema, Cicit dari Bupati Bandung ke-11, Raden Aria Adipati Wiranatakoesoema V yang juga sempat jadi Menteri Dalam Negeri RI yang pertama mengingatkan, agar budaya dan sejarah jangan sampai terlupakan.

“Anak-anak muda tahu sejarah, berarti dia akan terus memperjuangkan yang jadi identitas mereka,” ucap Rudi kepada Jabar Ekspres.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan