“Paling tidak langkahnya harus sistematis, sehingga beberapa orang yang dianggap kakak asuh-adik asuh itu kemudian bisa kembali fokus pada organisasi, bukan orang per orang,” katanya.
“Bahasanya kan bisa dimutasi dulu supaya tidak melakukan manuver untuk memperkuat perlawanan dari FS. Ya dimutasi atau di-grounded dululah 3 bulan (atau) 6 bulan,” katanya.
“Kalau prosesnya berjalan dan terbukti tidak punya keterlibatan aktif, dikembalikan lagi ke posisi,” ucapnya.
Dia juga menilai Ferdy Sambo masih memiliki kepercayaan diri yang tinggi dalam proses hukum kasus pembunuhan terhadap Brigadi Joshua karena ada kekuatan dari kakak asuh.
Muradi awalnya menyampaikan perbedaan kartun rekonstruksi dengan tayangan langsung rekonstruksi pembunuhan Josua Hutabarat.
Dia mengatakan ada upaya Ferdy Sambo untuk memperingan hukuman dengan menolak telah melakukan penembakan saat rekonstruksi digelar beberapa waktu lalu.
“Kartun rekonstruksi itu kan Bareskrim menyatakan ada FS menembak dua kali. Tapi kan begitu rekonstruksi ditolak bahwa dia tidak menembak dan dia tidak mengatakan ada upaya kemudian meminta Brigadir E untuk melakukan penembakan, bahasanya kan bukan menembak, hajar, hajar kan gitu,” kata Muradi.
“Saya kira kemudian muncul ada upaya dari FS ini untuk memperingan hukuman seolah-olah dia tidak mengarahkan upaya pembunuhan atau penembakan tadi,” katanya.
“Di situ saja saya merasa, dia masih merasa confidence ada dukungan dari kakak asuh maupun adik asuh,” lanjutnya. (pojoksatu-red)