KLATEN – Perayaan tradisi doa bersama dengan nama Yaa Qowiyu kembali digelar bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bersama ribuan masyarakat Jatianom, Klaten.
Tradisi doa bersama yang berasal dari Kiai Ageng Gibrig tersebut merupakan acara doa bersama untuk meminta kebaikan dan keselamatan bagi seluruh masyarakat.
“Yaa Qowiyyu Yaa Aziz, yaa qowiyyu wal muslimin Yaa Qowiyyu war zukna wal muslimin. Artinya berilah kekuatan kepada kami segenap kaum muslimin,” tutur Airlangga ketika membuka Tradisi Yaa Qowiyyu yang dihadiri puluhan ribu masyarakat di Jatinom, Jumat (16/9).
Airlangga Hartarto yang didampingi oleh Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Bupati klaten tampak menikmati tradisi saparan kue Apem yang banyak mengandung makna simbolis masyarakat jawa.
Menko Airlangga mengatakan, tradisi Yaa Qowiyyu sendiri merupakan doa untuk memohon ampun yang biasa dipanjatkan oleh Kiai Ageng Gibrig.
Waktu itu Kiai Ageng Gibrig mengajak masyarakat untuk berdoa bersama, untuk meminta diberikan keselamatan dunia dan akherat. Doa bersama ini juga sebagai wujud rasa syukur atas pemberian nikmat dari ALLAH SWT.
Setelah itu, Kiai Ageng Gibrig sendiri membagikan kue Apem kepada masyarakat untuk dimakam bersama sebagai simbol saling menolong antar sesama.
‘’Kiai Ageng Gibrig dikenal memiliki kelembutan dakwahnya, beliau bernama asli Wasibagno Timur ini,’’ kata Airlangga Hartarto.
Kiai Ageng Gribig berhasil menuntaskan tugas dari kerajaan Mataram yang saat itu bersitegang dengan Sriwijaya tanpa menimbulkan peperangan.
Dalam sejarah Kiai Ageng Gibrig selalu memberikan kesejukan Ketika melakukan dakwah dan saling menghormati kepada sesame.
Untuk itu, agar mengenang Kiai Ageng Gibrig semasa hidupnya, tradisi Yaa Qowiyyu harus dilestarikan dan dirayakan untuk setiap tahunnya.
Tradisi ini merupakan Amanah yang dipesankan orang tua dan leluhur Airlangga agar tradisi Yaa Qowiyu harus dilestarikan.
‘’Jadi ini seperti sebuah kewajiban bagi saya untuk terus merawat tradisi Ya Qowiyyu,’’ kata Airlangga Hartarto.
Airlangga Hartarto menceritakan, bahwa dirinya masih memiliki garis keturunan Kiai Ageng Gibrig yang berasal dari nenek.
Ayah Airlangga yang waktu itu bersama Menteri Agama Munawir Sajali meminta untuk melanjutkan tradisi Ya Qowiyuu tersebut.