Saat ditanya apakah dirinya ada niat mempermalukan orangtua siswa yang dimaksud, kata Asep dengan tegas, menjawab tidak. “Kan sama, saya ini orangtua siswa juga,” menegaskan.
Kata Asep, komite sekolah hanya memfasilitasi kebutuhan sekolah dari sumbangan orangtua siswa dan mengeluarkan uang sesuai permintaan sekolah. “Saya mah tidak memegang uang, yang megang uang mah bendahara. Laporan ada perbulan,” kata Asep.
Masih sehubungan dengan sumbangan, Asep pun memberikan perumpamaan mengenai kepantasan ortusis memyumbang ke sekolah.
Baca Juga:Himpaudi Kota Bandung Bersama MACS Melaksanakan Simulasi Manasik Haji Anak Usia DiniHimpaudi Kiaracondong Putihkan Kiara Artha Park dalam Simulasi Manasik Haji PAUD
“Kita ini menitipkan anak di sekolah itu ya harus ada kepantasan. Atuh lamun bekel Rp 10 rebu mah sapoe, kencing di pom bensin juga tiga kali geus Rp 6 rebu lamun dikali 30 kali ka toilet sabaraha? kita saur abdi teh,” kata Asep, mencontontohkan apa yang dikatakan di hadapan peserta rapat, tidak ada maksud lain.
“Jadi wajar lamun mere Rp 250 rebu untuk 25 hari pembelajaran. Itu juga bagi yang mampu. Serat nyalira bade nyumbang sabaraha ka sakola. Kalau yang nggak sanggup bilang aja,” kata Asep. (bbs)
