JAKARTA – Aktivis Sosial sekaligus Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat sepenuhnya tak percaya bahwa Brigadir J memperkosa Putri Candrawati.
Isu Brigadir J atau Yoshua Hutabarat lakukan pelecehan terhadap Putri Candrawati itu sebagaimana pengakuan Ferdy Sambo kepada penyidik yang tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Dalam BAP, Sambo menyebut Brigadir J perkosa Putri Candrawati dan membantingnya di kamar rumah Magelang.
Menurut Irma Hutabarat, tudingan itu benar-benar tidak masuk di akal meningat Putri adalah istri seorasang komandan yang juga atasannya.
Karena itu, aktivis sosial itu meyakini bahwa peristiwa itu tidak pernah terjadi dan tidak pernah ada.
Irma berpendapat, tudingan Brigadir J perkosa istri Ferdy Sambo di rumah komandannya itu sangat tidak masuk akal.
Jika itu benar terjadi sekalipun, hal itu sama saja Brigadir J melakukan bunuh diri.
Sementara, secara riwayat hukum dan profil pribadi, Brigadir J sama sekali tidak mungkin melakukan pelecehan seksual apalagi pemerkosaan.
Itu disampaikan Irma Hutabarat dalam wawancara di sebuah televisi, Senin 5 september 2022.
“Kalau dia (Brigadir J) gila seks, ngapain dia memperkosa (istri) komandan? Umur 50 tahun, di rumah komandan. Itu sama juga bunuh diri,” tegas Irma.
Hal masuk tak masuk akal lain dari tudingan itu adalah, bahwa Brigadir J sudah memiliki pacar, yang baik dan cantik.
Apalagi, dia juga sudah mempersiapkan akan melangsungkan pernikahan dengan pacarnya, delapan bulan dari penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo.
“Pacarnya (Brigadir J) tuh cantik. Namanya Vera Simanjuntak. Dia mau nikah tahun depan (2023),” jelas Irma.
Di sisi lain, selama menjadi salah satu ajudan Ferdy Sambo, Brigadir J malah bekerja dan melakukan banyak hal yang tidak biasa dilakukan seorang ajudan.
Irman lantas menyinggung sejumlah pekerjaan rumah tangga yang dengan rela dilakukan Brigadir J.
Diantaranya menyeterika baju anak Sambo-dan Putri, yang juga sempat dipotret sendiri oleh Putri dan dipuji-puji.
“Disuruh nyetrika baju, disuruh melakukan hal-hal yang di luar tugas kepolisian. Itu tidak pernah dipertanyakan,” paparnya.
Tindakan sang ajudan itu dilakukan semata-mata karena menganggap Putri Candrawati sebagai ibunya sendiri.