JabarEkspres.com, KAB. BANDUNG BARAT – Bunda Literasi Kabupaten Bandung Barat, Sonya Fatmala, mengajak masyarakat agar lebih peduli terhadap pendidikan keluarga di rumah dengan cara menumbuhkan minat membaca.
Sonya Fatmala menjelaskan bahwa keluarga di rumah memainkan peran penting dalam tumbuh dan berkembang pendidikan anak-anak. Oleh karena itu, keluarga adalah contoh pertama bagi anak-anak.
Adapun hal tersebut ia sampaikan dalam acara Safari Bunda Literasi yang diadakan oleh Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Bandung Barat, bertempat di Aula Gedung Kecamatan Padalarang, Jl. Kertajaya, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.
“Budaya literasi adalah ujung tombak penerus bangsa agar bagaimana caranya mereka bisa tumbuh menjadi generasi bangsa yang cerdas dan berwawasan luas,” kata Sonya, pada Senin, 5 September 2022.
Setelah pandemi Covid-19, banyak kegiatan yang terhamba. Salah satunya, pendidikan. Sonya Fatmala mengajak masyarakat untuk lebih jernih dalam menyaring informasi dengan cara meningkatkan mutu bacaan dan tulisan.
“Orang dewasa juga harus membudayakan dengan membaca baik, agar bisa mengetahui sumber dari fakta memang yang bener nyata,” ucap Sonya.
Acara tersebut dihadiri bunda-bunda literasi dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Bandung Barat serta bunda-bunda literasi dari desa-desa di wilayah kecamatan Padalarang.
Untuk menghidupkan minat membaca di wilayahnya masing-masing, para penggiat minat baca diundang untuk dilibatkan membangun taman bacaan bersama masyarakat yang menarik. Hal tersebut dilakukan untuk menyediakan fasilitas bagi masyarakat.
“Ke depannya bunda literasi bisa berkolaborasi dengan para penggiat literasi di wilayahnya, menghidupkan perpustakaan yang dianggap membosankan dan sepi pengunjung menjadi diminati dan ramai,” kata Sonya.
Senada hal itu, Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Disarpus) Kabupaten Bandung Barat, Nurfashihah, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sebagai percontohan yang memang mendorong untuk menghidupkan budaya literasi yang semuanya berawal dari keluarga sang anak itu sendiri.
“Kita mulai dari satu titik di kecamatan Padalarang, tidak menutup kemungkinan bisa kita lakukan di tahun 2030, jika ada anggarannya, kalau mengundang 165 desa kemampuan kita terbatas,” ucap Nurfashihah.*** (mg1)