BANDUNG – Tingginya kasus HIV/AIDS di Kota Bandung, membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat langsung melakukan upaya untuk tekan pertumbuhannya. Yakni dengan melaksanakan pemeriksaan kepada populasi kunci, pihaknya akan juga melakukan peningkatan layanan konseling dan melakukan distribusi alat kontrasepsi.
Hal tersebut dilakukan, menurut Kabid Pencegahan dan pengendalian penyakit (P2P) Dinkes Jabar, Ryan Bayusantika agar masyarakat yang menjadi orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dapat mendapatkan pelayanan yang maksimal.
“Jadi provinsi Jawa barat ini sudah ada 153 fakes (fasilitas kesehatan), dan ini tinggal kita kembangkan terus,” katanya, Sabtu (3/9).
Sehingga dapat berjalan secara maksimal, Ryan mengungkapkan Dinkes juga akan melakukan peningkatan kepada para petugas kesehatan seperti pengembangan test HIV.
“Karena sekarang ada 3 penyakit yang akan di eliminasi di 2030 yaitu HIV, Sipilis dan Hepatitis, terutama kepada bayi yang baru lahir dari ibu yang positif (HIV, Sipilis dan Hepatitis),” ujarnya
Selain melakukan hal tersebut, Ia menambahkan pihaknya juga akan terus melakukan pemantauan terkait dengan disentralisasi obat antiretroviral atau biasa disebut ARV.
“Jadi obat ini harus selalu tersedia di seluruh kabupaten kota. Terus kita juga akan melakukan pemantauan seberapa berat pasien-pasien kita,” ucapnya
Bahkan selanjutnya, dia menuturkan bahwa Dinkes Jabar kini akan memulai melakukan pemetaan kepada populasi kunci HIV/AIDS seperti kepada wanita penjaja seks (PSK) dan yang lainnya.
“Itu untuk mendapatkan ekstimasi yang sebenarnya. Dan yang terakhir ada pendistribusian logistik, baik kondom (alat kontrasepsi) ataupun yang lainnya ke seluruh Dinkes kabupaten kota lalu selanjutnya di distribusikan ke puskesmas,” pungkasnya
Sebelumnya, Ryan menjelaskan bahwa kasus HIV/AIDS khususnya di Kota Bandung sebetulnya tidak mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
Bahkan berdasarkandari data yang disebutkan oleh, untuk kasus HIV/AIDS yang selama ini beredar yakin berdasarkan hasil survei selama 30 tahun kebelakang.
“Jadi sampai saat ini di Jabar secara kumulatif memang 55.069 ODHA (orang dengan HIV/AIDS), ODHA yang hidup sekarang 46.007 orang, mulai pengobatan sebanyak 30.620, yang masih berlangsung pengobatan 22.481. jadi saya kira ini tidak ada peningkatan yang signifikan,” ucapnya saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung Jum’at (2/9) kemarin