JAKARTA – Setelah resmi menaikan harga BBM, pemerintah memberikan alasan mengenai kenaikan jenis BBM Nonsubsidi tersebut.
Presiden Joko Widodo melalui keterangan resminya mengatakan, pemerintah selama ini memberikan subsidi BBM untuk masyarakat. Namun, pemberian subsidi ini dinilai tidak tepat sasaran.
Untuk itu, anggaran subsidi BBM yang tadinya dialokasikan, harus dialihkan untuk bantuan masyarakat agar lebih tepat sasaran.
“Jadi harga beberapa jenis BBM yang selama ini mendapat subsidi akan mengalami penyesuaian,” kata Jokowi dalam keterangannya yang disampaikan langsung, Sabtu (3/9).
Menurutnya, pemerintah sebetulnya berkeinginan agar BBM tetap mendapat subsidi pemerintah dengan harga yang terjangkau.
Namun, karena harga BBM di pasar dunia terus naik, mengakibatkan subsidi BBM membengkak.
Dia mengaku, selama ini anggaran untuk subsidi BBM telah meningkat sebanyak tiga kali.
“Ini meningkat 3 kali lipat dari Rp 152,5 triliun menjadi Rp 502,4 triliun dan akan meningkat terus,” sebut Jokowi.
Dia menilai, pemberian subsidi ini sebetulnya lebih banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat dari golongan mampu sebanyak 70 persen.
Untuk itu, anggaran subsidi ini nantinya akan diberikan kepada masyarakat kurang mampu agar tetap memiliki daya beli.
“Dan pemerintah harus membuat keputusan di waktu yang sulit,” cetus Jokowi dalam pidotonya.
Jokowi menuturkan, anggaran subsidi BBM ini rencananya akan dialihkan untuk memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan total anggaran
BLT nantinya akan disalurkan kepada 20,65 juta keluarga kurang mampu sebesar Rp 150 ribu per bulan. BLT akan diberikan pada September selama 4 bulan lamanya. (yan).