“Kami sebagai katalis pembiayaan di Indonesia siap untuk support baik dari sisi pendampingan dan juga pembiayaan proyek ini agar tidak membebani APBD Kota Bogor. Pendanaan untuk trem ini diperkirakan membutuhkan Rp 1,2 Triliun,” ujarnya.
Sementara, Direktur Prasarana BPTJ Kemenhub, Zamrides mengatakan sangat mendukung proyek ini, terutama dari segi pengintegrasian antar moda. Ada LRT, commuter dan di Barangsiang akan di bangun TOD untuk mendukung program ini.
“Dari segi integrasi dan TOD kami sangat mendukung program trem di Kota Bogor,” singkatnya.
Direktur Sarana Perkeretaapian, Djarot Tri Wardhono turut memberikan dukungan proyek trem yang digagas Wali Kota Bogor dan akan mendukung dari sisi perizinan dan rekomendasi.
Kemudian, Pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti yang hadir dalam FGD, Yayat Supriyatna mengatakan, rencana hadirnya trem itu menjadi urgensi krisis bahan bakar dan karbon yang semakin lama banyak peningkatan.
Dia menilai, jika terwujud akan sangat berdampak pada lingkungan, diantaranya bebas polusi dan mengurangi penggunaan bahan bakar untuk menekan impact aspek pembiayan yang mahal. Trem ini juga, sambung dia, satu pendekatan terencana, komperhensif didukung aturan dan pembiayaan.
“Pemkot Bogor sudah membuat tim percepatan untuk hal ini. Akan dimulai tahun 2023, kajian teknis sudah dibuat dan bagaimana teknis yang dibuat. Rute dibuat layak secara teknis dan bagaimana pembiayaan tidak membebani APBN dan APBD. Bagus sekali,” tandasnya.*** (YUD)