JAKARTA – Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) mengungkapkan dibutuhkan regenerasi peternak muda. Sebab, saat ini usaha ternak di Indonesia mayoritas dipegang oleh para peternak berusia di atas 50 tahun.
“Indonesia mengalami krisis peternak. Ini yang perlu menjadi perhatian kita semua. Sekitar 56 persen peternak Indonesia umurnya sudah di atas 50 tahun,” kata Ketua Umum PPSKI Nanang Purus Subendo.
Untuk itu agar regenerasi peternak berjalan, pihaknya membuka beberapa program pendukung bagi generasi muda yang berminat terjun ke usaha ternak.
Program pelatihan tersebut akan dikemas dalam bentuk berbagi pengalaman kepada calon peternak, serta membuka magang di perusahaan ternak.
“Upaya ini tidak pernah berhenti, meskipun di tengah Covid-19 atau saat terjadi wabah PMK (penyakit mulut dan kuku), kami tetap menjalankan program itu,” kata Nanang dalam keterangannya, Rabu, (24/8),
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, menyiapkan bibit-bibit ternak untuk dibagikan kepada para peternak mandiri.
Pemberian ini diharapkan peternak mampu membiakkan. Tujuannya, agar populasi ternak Indonesia semakin bertambah, sebagai salah satu program bantuan usaha ternak.
“Kami sangat aware dengan peternak mandiri. Pemerintah itu banyak sekali memberikan bantuan-bantuan juga kepada peternak berupa bibit untuk dibagikan kepada peternak mandiri. dengan harapan mereka bisa perbanyak jumlah ternaknya,” kata Direktur Kesehatan Hewan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan Nuryani Zainuddin.
Dengan adanya regenerasi peternak, kata Nanang, jumlah peternak akan bertambah. Harapannya, ini mampu memenuhi kebutuhan produk segar dan produk olahan ternak dalam negeri yang diperkirakan semakin meningkat.
Lebih lanjut Nanang mengatakan, ketika kebutuhan daging meningkat terus tetapi peternak tidak ada yang menggantikan profesi orang-orang tuanya.
‘’Jadi nanti siapa yang akan menjadi peternak, yang menjadi penyedia daging untuk kebutuhan nasional. Apakah kita akan bergantung impor terus, kan enggak mungkin,” kata Nanang.
Di sisi lain, Nanang meyakini, Indonesia memiliki potensi luar bisa di bidang usaha peternakan ke depan.
‘’Makanya yang saya lakukan adalah mengajak bahkan memprovokasi para anak-anak muda untuk mau menjadi peternak,’’kata dia.