JabarEkspres.com, BANDUNG – Pemerintah Kota Bandung menggelar audiensi bersama Balai Teknik Perkeretaapian Kelas I Wilayah Jawa Barat. Progres pembangunan flyover dan jembatan penyebrangan orang (JPO) di Ciroyom menjadi topik utama pembahasan.
Pasalnya, konstruksi flyover ini berkaitan dengan pembangunan double track Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).
“Panjang flyover sekitar 700-800 meter, dari (kantor) DKPP bundaran Arjuna, ke arah rel kereta lalu ke arah kanan, Ciroyom. Mudah-mudahan dalam waktu dekat sudah bisa lelang karena kan kereta cepat Juni 2023 udah ujicoba jadi flyover-nya harus sudah berdiri,” ujar Wali Kota Bandung Yana Mulyana, Selasa (16/8).
Saat disinggung terkait jalan yang sempit di lokasi konstruksi, dia mengatakan, pembangunan akan melahap sebagian halaman kantor DKPP dan kantor Kelurahan Ciroyom serta Sukaraja.
“Alun-alun mah enggak. Enggak ada pemukiman, memang itu area atau lahan milik KAI dan sejajar dengan lintasan rel,” kata Yana.
Pembangunan infrastruktur yang diharapkan bisa mendorong percepatan pemulihan ekonomi ini, melibatkan kerja sama berbagai pihak.
Sebagai program nasional, tutur Yana, tim terpadu yang diturunkan provinsi Jawa Barat akan menyamakan persepsi antar lintas daerah.
“(Untuk) penertiban lahan, alhamdulillah selama ini lancar. Masyarakat sangat kooperatif mereka malah berterima kasih karena kita bisa memfasilitasi dan membangun infrastuktur. Mereka senang, karena kita memang bekerja berdasarkan prosedur,” jelas Yana.
Dari total lahan seluas 12.000 meter persegi, 7.000 meter persegi merupakan lahan milik KAI. Yana mengungkapkan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan masyarakat.
“Alhamdulillah mereka sangat senang, tapi mereka juga menunggu, karena kita kan harus bayar. Membayar itu kan harus melalui prosedural, ada hitung-hitungannya, supaya semua sesuai dengan keinginan,” tutur Yana.
Masih di tempat yang sama, Kepala Balai Teknik Perkeretaapdian Kelas I Wilayah Jawa Barat, Erni Basri mengatakan, urgensi pembangunan jalur ganda ini sebagai jalur transfer jalur para penumpang dari Padalarang-Bandung.
“Dengan kecepatan kereta seperti itu, perlintasan kita harus steril, sehingga membutuhkan flyover dan JPO. Ini upaya kita untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat,” ucap Erni.
Dia juga memastikan, penertiban lahan selama ini telah berjalan lancar. Masyarakat sangat kooperatif dan merasa terbantu karena telah difasilitasi dalam pembangunan infrastuktur.