Untuk memastikan komitmen bersama menuju konvergensi semua pemangku kepentingan, BKKBN dan Dharma Wanita Persatuan BKKBN menggelar acara Kampanye Percepatan Penurunan Stunting di Desa Surabaya, Kabupaten Garut, Jawa Barat pada hari Minggu (14 Agustus 2022) ini.
Kegiatan ini mengedepankan program MASTA(Masakan Sehat Atasi Stunting). Program MASTA Ini menyasar para remaja putri, khususnya para calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan baduta dalam 1000 hari pertama kehidupan.
“Program MASTA dapat membantu menangani stunting dengan memberikan inovasi dan memperbaiki pola makan dan konsumsi masyarakat yg terstandarisasi gizi serta menggunakan jenis pangan lokal yang mudah tersedia di halaman rumah,” tutupnya.
Diketahui sebelumnya, yang memiliki prevalensi stunting tertinggi terendah mencakup Bandung Barat, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Bogor, Kabupaten Cirebon, Kota Bandung, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Sukabumi, Kota Banjar, Majalengka, Pangandaran, Sumedang, Kabupaten Bekasi, Purwakarta serta Karawang. Bahkan, Bandung Barat dengan prevalensi 29,6 persen nyaris berkategori merah.
Sementara 9 daerah yang berkategori hijau dengan prevalensi 10 sampai 20 persen, dirangking berdasar angka prevalensi tertinggi hingga terendah meliputi Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kuningan, Subang, Kota Bogor, Ciamis, Indramayu, Kota Bekasi serta Kota Depok.
Kota Cimahi yang berprevalensi 19,9 persen dan Kota Sukabumi yang berprevalensi 19,1 persen malah “nyaris” mendekati status merah
Tidak ada satu pun kabupaten atau kota di Jawa Barat yang berstatus “biru” yakni dengan prevalensi di bawah 10 persen. Hanya Kota Depok yang memiliki angka prevalensi terendah dengan 12,3 persen.
Kabupaten Garut yang mempunyai angka prevalensi 35,2 persen menduduki peringkat pertama di Jawa Barat yang memiliki prevalensi stunting tertinggi. Bersama Kota Cirebon, Cianjur dan Kabupaten Bandung, Garut masuk dalam status merah. (win)