Pada 2021, Kota/kabupaten yang mengalami kemiskinan ekstrem di Jawa Barat hanya ada lima, sebut saja Kabupaten Karawang, Indramayu, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur dan Kuningan.
Kemudian, pada 2022 bertambah jadi 17 kota/kabupaten. Kota Bogor tidak termasuk daerah yang masuk daerah angka kemiskinan ekstrem.
“Kemudian, kalau kita lihat data saat ini terlihat bahwa Jawa Barat yang paling kuning pada tahun 2021 adalah termasuk ke dalam angka 16 provinsi terendah angka kemiskinannya cukup tinggi. 2022 Jawa Barat masih cukup tinggi bahkan tadi ada 17 wilayah,” jelasnya.
Jika dilihat grafik dari persentase dan jumlah kemiskinan Kota Bogor sejak 2014 sampai 2021, sejak 2014 hingga 2019 itu selalu menurun. Bahkan di 2014, angka kemiskinan Kota Bogor 7,74 persen, di 2019 turun jadi 5,70 persen.
Namun demikian, pada saat Covid-19 di 2020 dan 2021, di mana akses terkait dengan pekerjaan, akses terkait dengan usaha, hingga terdapat pembatasan-pembatasan akhirnya berpengaruh terhadap angka kemiskinan. Dari studi yang dilakukan, yang paling terdampak adalah sektor nonformal.
“Oleh karena itu, maka kita lihat di 2019 ke 2020 ada kenaikan 1,1 persen kemiskinan. Dan 2021 kita belum recovery. Mudah-mudahan di 2022 ini dengan kondisi yang ada kita recovery dan akan mempengaruhi penurunan angka kemiskinan. Kita ingin angka kemiskinan itu memang di bawah lima persen dari yang ada saat ini sebesar 7,24 persen,” pungkasnya.*** (YUD)