وَنَزَعْنَا مَا فِى صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِى مِن تَحْتِهِمُ ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ وَقَالُوا۟ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى هَدَىٰنَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِىَ لَوْلَآ أَنْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ ۖ
“Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka, mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata, ‘Segala puji bagi Allah, yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 43)
Sungguh tidak ada yang lebih berbahagia dari orang yang ikut senang ketika saudaranya sedang mendapatkan kebaikan dan kenikmatan, ikut bahagia ketika mereka bahagia. Dan tidak ada yang lebih menderita dari orang yang mudah sekali merasa hasad (iri dan dengki) dengan saudaranya, sampai-sampai ia berharap agar kenikmatan tersebut hilang dan sirna dari orang yang mendapatkannya. Sungguh keduanya adalah kondisi yang berbeda, semoga Allah Ta’ala menghindarkan kita dari keburukan perasaan hasad terhadap orang lain.
Karena hasad sejatinya menghilangkan kebahagiaan serta mengurangi kesempurnaan iman. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Salah seorang di antara kalian tidaklah akan beriman dengan sempurna hingga menginginkan untuk saudaranya hal-hal yang dia inginkan untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari no. 13 dan Muslim no. 45)
Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita salah satu hamba-Nya yang selalu bertawakal kepada-Nya dalam setiap urusan, menjadikan kita termasuk orang yang mudah membahagiakan orang dengan apapun yang kita mampu, dan semoga Allah Ta’ala membersihkan diri kita dari segala macam penyakit hati yang dapat merusaknya. Amiin ya Rabbal Aalamiin.
Sumber : Muslinm.or.id