Sementara, Direktur Operasional (Dirops) Perumda PPJ Deni Ari Wibowo menambahkan, bahwa penertiban pedagang kaki lima (PKL) merupakan program prioritas Pemkot Bogor.
Dalam penertiban PKL tersebut, sambung dia, Perumda PPJ harus menyediakan tempat untuk merelokasi para pedagang. Dan untuk mengakomodir para PKL di Jalan Merdeka, ada pihak ketiga yang memiiliki lahan Kosong, sehingga dibangun kerjasama.
“Kami membangun perjanjian kerjsama (PKS) dengan Koperasi Mirah Jaya Berkarya (KMJB) menggunakan lahan itu untuk menampung pedagang. Karena memang keberadaan pedagang di trotoar itu mengganggu ketertiban warga pejalan kaki,” jelasnya.
Dia menjelaskan, dalam PKS itu tertuang sejumlah poin, terutama kewajiban para pedagang. Mulai dari harga sewa yang ditetapkan antara 2,5 hingga 3,5 juta dan iuran retribusi untuk keamanan, kebersihan, air dan listrik senilai Rp25 hingga Rp35 ribu per hari, perlapak.
“Disitu tersedia Tempat Penampungan Sementara (TPS) untuk para PKL jalan mawar dan presiden sebanyak 300 lapak. Tapi yang terisi baru 100 lapak atau 30 persennya. Dan kita minta ke pihak pengurus kalau ada kenaikan tarif, maka harap koordinasi terlebih dahulu,” paparnya.
Namun, setelah rekolasi berjalan ternyata banyak aduan pedagang bawah tempat relokasi tersebut sepi. Dia juga menyebut, bahwa pada keluarnya pedagang dari tempat relokasi sama sekali tidak ada keterlibatan Camat Bogor Tengah Abdul Wahid.
“Kita juga tertibkan para pedagang, mereka pada keluar karena sepi. Terlebih di area bioskop Presiden masih ada yang berjualan jadi para pedagang yang di TPS pada ngikut. Saya tidak melihat ada keterlibatan pak camat disitu,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Amsyar pedagang sayuran di bawah PIC Entis mengaku, dirinya mengikuti arahan pemerintah untuk mengisi TPS sejak September 2021. Tetapi karena kondisi di TPS sepi maka dia nekad kembali berjualan di luar.
“Jualan di TPS itu kalau sudah jam 06.00 WIB sepi tidak ada lagi pembeli yang masuk. Makanya saya ikut keluar lagi, karena kalau tetap berjualan didalam tidak akan dapat uang, apalagi yang lain juga banyak yang tetap berjualan diluar, saya ikut saja,” lirihnya.