BANDUNG – Komunikasi politik antara Partai Gerindra dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kian intens. Dinilai akan meraup suara nahdliyin jika hubungan ini berujung pada koalisi. Terlebih, jika PKB mampu merangkul semua kelompok dan elemen Nahdlatul Ulama (NU). Baik struktural maupun kultural.
Wakil Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jawa Barat, Ihsanudin, mengatakan potensi suara nahdliyin sangatlah besar di Indonesia. Karenanya, PKB sebagai partai yang tengah menjalin komunikasi menuju koalisi dengan Gerindra, menjadi jembatan dengan kalangan nahdliyin.
Ihsanudin yang juga Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jabar ini mengatakan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin, harus merangkul semua struktur NU termasuk kelompok-kelompok kulturalnya.
Menurutnya, komukasi harus dijalankan secara baik dengan struktur Pengurus Besar NU sendiri di bawah kepemimpinan KH. Yahya Cholil Staquf, kelompok pengagum pemikiran Abdurrahman Wahid atau GUSDURian di bawah Yenny Wahid, sampai Muslimat NU yang diketuai Khofifah Indar Parawansa.
“Apabila PKB mau serius berkoalisi dengan Gerindra dan menang pada Pilpres 2024, prasyaratnya Cak Imin harus sowan ke Ketum PBNU dan memohon dukungan Gus Yahya, selanjutnya bersilaturrahim ke keluarga Gusdur; Mbak Yenny Wahid, agar hubungan bisa lebih membaik dan saling memberikan support, juga meminta dukungan Ketum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa, sang penggerak emak-emak militan NU,” kata Ihsanudin yang juga aktif di kepengurusan Pimpinan Pusat GP Ansor ini, Rabu (27/7).
Ihsanudin mengatakan pihaknya tidak mengharapkan lagi adanya saling “berbalas pantun” Muhaimin Iskandar dengan para petinggi NU. Jangan sampai, lanjut dia, potensi suara nahdliyin yang bisa dirangkul oleh Gerindra dan PKB pada Pilpres 2024 malah tidak terealisasi secara optimal.
“Secara gentleman Cak Imin harus sowan dan memohon dukungan kepada keluarga besar NU. Sebab, mereka bertiga; Gus Yahya, Mbak Yenny dan Mbak Khofifah adalah kunci. Atau bisa juga PKB menawarkan nama-nama cawapres lainnya dari internal NU sebagai alternatif, seperti Mbak Khofifah, Mas Erick Tohir, atau pun Gus Yaqut (Menteri Agama RI), agar kekuatan dan potensi besar ini bisa berbuah kemenangan,” kata Ihsanudin.