Khutbah Jumat Tentang Menyambut Tahun Baru Islam 1444 H (Bulan Muharram)

”Sesungguhnya Allah membuka tahun dengan bulan haram dan menutupnya dengan bulan haram dan tidak ada bulan dalam satu tahun setelah bulan Ramadhan yang lebih utama dari bulan Muharram di sisi Allah.”

  1. Nama bulan ini disandarkan kepada Allah, yaitu Syahrullah Al-Muharram.

Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,

Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah Syahrullah (bulan Allah) Muharram.” [Hadits riwayat Muslim]

Penyandaran bulan Muharram kepada Allah Ta’ala menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya. Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyandarkan kepada diri-Nya kecuali makhluk-makhluknya yang sangat khusus.

Sebagaimana disandarkannya Nabi Muhammad, Ibrahim, Ishaq, Ya’qub dan para Nabi lainnya kepada penghambaan kepada-Nya. Demikian pula disandarkan kepada Allah rumah-Nya dan unta-Nya. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya,

 

Hai kaumku, inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat (yang menunjukkan kebenaran) untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu ditimpa azab yang dekat.” [Hud: 64]

  1. Disunnahkan memperbanyak puasa sunnah di bulan Muharram

Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Muslim tadi,

”Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah Syahrullah (bulan Allah) Muharram.” [Hadits riwayat Muslim]

  1. Allah menyelamatkan Musa dan Bani Israil dari Fir’aun dan kaumnya di bulan Muharram.

Hal sebagaimana dalam riwayat dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata,”Nabi ﷺ memasuki Madinah lalu melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura (10 Muharram). Maka beliau bertanya,”Apa ini?”

Mereka menjawab,”Ini hari baik. Allah menyelamatkan Bani Israel dari musuh mereka maka Musa berpuasa pada hari ini sebagai syukur kepada Allah.” Nabi ﷺ bersabda,”Aku lebih berhak atas Musa dibandingkan kalian. Kami berpuasa pada hari ‘Asyura sebagai bentuk penghormatan terhadap hari tersebut.” Beliau kemudian berpuasa pada hari tersebut dan memerintahkan untuk berpuasa.” [Hadits riwayat Al-Bukhari dan Muslim dan yang lainnya]

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ كَانَ بِعِبَادِهِ خَبِيْرًا بَصِيْرًا، تَبَارَكَ الَّذِيْ جَعَلَ فِي السَّمَاءِ بُرُوْجًا وَجَعَلَ فِيْهَا سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وُرَسُولُهُ الَّذِيْ بَعَثَهُ بِالْحَقِّ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيَا إِلَى الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُنِيْرًا

اللهم صل و سلم على هذا النبي الكريم و على آله و أصحابه و من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين. أما بعد

 

Demikian khutbah yang bisa kami sampaikan tentang bulan Muharram. Semoga memberikan tambahan pengetahuan yang bermanfaat. Bila ada kebenaran di dalamnya maka itu dari rahmat Allah semata.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan