Dia menimbang, ada dua yang menjadi target. Satu, untuk referensi kebijakan. Kedua untuk pelayanan publik. Jadi, bisa digunakan pemerintah, tapi bisa diakses juga sebagian oleh warga.
“Jadi, warga dimudahkan ya. Begitu dia sakit, dia tahu apa yang harus dilakukan dan kemana dia harus pergi. Untuk awal ini ada bantuan dari Bank Jabar dan Bank Indonesia. Kedepan harus dianggarkan oleh APBD. Setidaknya pada tahap awal untuk membangun sistem saja kita perlu Rp2 miliar. Ini agak jangka panjang tapi ini, kita rencanakan dengan sangat serius. Alhamdulillah karena Kota Bogor sudah on the track di Smart City maka sekarang tinggal mengintegrasikan saja, kan banyak aplikasi,” pungkasnya. (YUD)