Liam Then
Orang Turki jelas menyebut ini sebagai inisiatif Erdogan. Tapi saya boleh juga dong sebagai warga RI, menyebut diteken nya kesepakatan ini akibat kedua pihak ketempelan aura di restui alam-nya Pak Jokowi. Bagaimana bisa ? Berikut Alur imajinasi logika saya. Kita semua sudah tahu betapa perkasa nya Pak Jokowi dalam hal urusan mendamaikan. Sudah terekam jejaknya di mulai dari waktu menjabat Walikota Solo. Gonjang ganjing pemindahan pasar, bisa adem, orang pada nurut. Lanjut menang 90%. Direstui Alam . Pindah ke Jakarta, Monorel yang mangkrak tiba-tiba kok mulai lagi, MRT yang puluhan tahun berwujud wacana , tiba-tiba lancar jaya, mesin bor gede-gedean ngebor. Orang Jakarta dagunya menjadi sedikit terangkat sekarang, waktu bilang ; “Kami punya MRT”. Direstui alam. Waktu asik-asik menjadi Gubernur DKI tentu masih ingat ucapan ini : “apa itu copras-copres , saya gak mikir”. Maksudnya menunjukan niat konsen di DKI. Apa mau di kata,gak tahu apa sebabnya. Ibu Mega tiba-tiba gak mau nyapres. Pak Kokowi dipanggil. Sebagai petugas partai tentu harus nurut pimpinan. Lanjut.Menang. Direstui alam lagi. Sampai pada periode kedua. lawan menjadi partner. Bikin mereka yang kita sudah tahu ,termangu-mangu. Sek tiba-tiba, karena nya ,RI mendapat jatah (ijin) beli 36 Rafale ,fighter kelas A2 ( A1 nya F-22 gak di jual) di ikuti tawaran F-15 eagle. TNI-AU jadi macan nambah sayap.
*) Diambil dari komentar pembaca http://disway.id