“Ayah takut kejadian gitu lagi,” ujar Anto mengulang perkataan anaknya yang berusia 9 tahun. “Enggak, Dek, kita sudah kumpul,” jawabnya.
“Jadi, dia masih trauma. Saya takut dan khawatir, (traumanya) terbawa sampai dewasa,” kata Anto dengan suara yang tertahan.
Hati seorang ayah yang dimilikinya, saat ini benar-benar hanya tertuju pada anaknya. Dia berharap sang anak bisa melupakan tragedi tersebut. Anto tidak ingin sang anak memiliki trauma berkepanjangan. Sama seperti sang anak ketika berada di dalam kamar, sekarang, Anto yang ketakutan.
“Saya pun bingung. Psikis, kan, enggak kelihatan. Kalau dipukul (terlihat) bengkak. Psikis, kalau dia masih terbayang terus, kan, kami tidak tahu,” pungkasnya.