Mantan ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu mengatakan proses penyelidikan dan penyidikan kasus tersebut akan dipertanggungjawabkan ke publik.
“Kami yakinkan bahwa kami institusi Polri akan lakukan semua proses ini secara objektif, transparan, dan akuntabel,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Seperti diketahui, insiden berdarah itu terjadi pada Jumat (8/7) pukul 17.00 WIB di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan pada saat kejadian, Irjen Ferdy Sambo sedang tidak ada di rumah.
“Kadiv Propam tidak ada di rumah karena sedang tes PCR,” kata Brigjen Ramadhan di Mabes Polri, Senin (11/7) malam.
Menurut Ramadhan, peristiwa baku tembak itu terjadi setelah Brigadir J keluar dari kamar istri Kadiv Propam Polri, Putri Ferdy Sambo.
Dia menjelaskan Brigadir J awalnya masuk ke kamar pribadi eks Dirtipidum Bareskrim itu saat Putri Ferdy Sambo sedang beristirahat.
Setelah memasuki kamar, J disebut melecehkan istri perwira tinggi Polri itu sembari menodongkan senjata api.
“Brigadir J melakukan tindakan pelecehan dan juga menodongkan senjata pistol kepada istri Pak Kadiv,” beber Brigjen Ramadhan. Ketika itu, istri Irjen Sambo sempat berteriak minta tolong.
Teriakan itu membuat Brigadir J panik dan langsung keluar kamar. Rupanya, teriakan Putri menarik perhatian Bharada E yang saat itu berada di lantai dua rumah tersebut. Brigjen Ramadhan mengatakan jarak antara Brigadir J dan Bharada E sekitar sepuluh meter.
“Dari atas tangga jarak sepuluh meter, (Bharada E) bertanya ada apa? Namun, direspons tembakan oleh Brigadir J,” ungkap Ramadhan. Setelah itu, antara kedua polisi tersebut terlbat baku tembak dan berakhir dengan kematian Brigadir J.*** (jpnn)