Di antara hikmah ibadah qurban yang disebutkan oleh para ulama:
1- Bersyukur kepada Allah atas nikmat hayat (kehidupan) yang diberikan.
2- Menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim –kholilullah (kekasih Allah)- ‘alaihis salaam yang ketika itu Allah memerintahkan beliau untuk menyembelih anak tercintanya sebagai tebusan yaitu Ismail ‘alaihis salaam ketika hari an nahr (Idul Adha).
3- Agar setiap mukmin mengingat kesabaran Nabi Ibrahim dan Isma’il ‘alaihimas salaam, yang ini membuahkan ketaatan pada Allah dan kecintaan pada-Nya lebih dari diri sendiri dan anak. Pengorbanan seperti inilah yang menyebabkan lepasnya cobaan sehingga Isma’il pun berubah menjadi seekor domba. Jika setiap mukmin mengingat kisah ini, seharusnya mereka mencontoh dalam bersabar ketika melakukan ketaatan pada Allah dan seharusnya mereka mendahulukan kecintaan Allah dari hawa nafsu dan syahwatnya.[1]
4- Ibadah qurban lebih baik daripada bersedekah dengan uang yang senilai dengan hewan qurban.
Ibnul Qayyim berkata, “Penyembelihan yang dilakukan di waktu mulia lebih afdhol daripada sedekah senilai penyembelihan tersebut. Oleh karenanya jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan pada manasik tamattu’ dan qiron meskipun dengan sedekah yang bernilai berlipat ganda, tentu tidak bisa menyamai keutamaan udhiyah.”
Allahu akbar … Allahu akbar … Walillahilhamd.
Ibadah haji dan ibadah qurban menandakan kita seharusnya semakin dekat dengan Allah. Karena dua ibadah itu menunjukkan adanya pengorbanan dan perjuangan dalam ibadah. Juga menunjukkan bagaimana sikap pasrah dan tawakkal kita dalam melakukan ibadah tersebut. Dua ibadah besar itu menujukkan bahwa ibadah pun dilakukan dengan mengeluarkan harta untuk berhaji dan membeli hewan qurban. Semuanya ini ingin mencapai maksud akhir yaitu takwa.
Taqobbalallahu minna wa minkum. Semoga Allah menerima amalan kami dan kalian di hari penuh berkah, hari perayaan kaum muslimin, hari qurban.
Itulah contoh khutbah Idul Adha. Semoga bermanfaat.***