Ia bersama para “Srikandi” lainnya bersyukur bisa membantu jemaah dalam beribadah. “Alhamdulillah senang sekali, bersyukur bisa melayani, membimbing, dan melindungi tamu-tamu Allah. Kalau untuk dukanya tidak ada, menurut saya, karena segala sesuatu yang kita kerjakan dengan ikhlas, penuh rasa tanggung jawab, akan nyaman dengan diri kita sendiri. Jadi kita laksanakan hati ikhlas agar kita nyaman sehat dan Bahagia,” pungkasnya.
Keberadaan para srikandi tersebut membuat salah satu jemaah asal Cilacap, Armianto Wibowo mengaku, sangat terbantu dengan keberadaan petugas-petugas haji yang berada di sekitar Masjidil Haram.
“Alhamdulillah, membantu sekali, kadang-kadang kan kita tanya sesuatu yang kurang tahu, mereka memberi tahu dengan baik. Untuk dokternya baik juga, kasih obat juga, mijit-mijit, langsung dapat penanganan,” kata Armianto yang berhaji bersama isterinya Siti.
Senada disampaikan Muhammad Rifai dan Rusidah jemaah dari Jember, Jawa Timur. Saat istrinya terpisah dari rombongan, ia meminta bantuan petugas mencarinya.
“Saya pertama video call dengan isteri, kok enggak ketemu, saya minta bantuan petugas, akhirnya ketemu, Alhamdulillah. Terima kasih petugas. Sudah baik sekali,” kata Rifai. (kemenag/ran)