SUMEDANG – Korban bus pariwisata rombongan guru SDN Sayang yang masuk jurang di Rajapolah, Tasikmalaya dan sempat hilang telah ditemukan. Siti Munawaroh, warga Desa Cisempur, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa pada Senin (27/6). Korban ditemukan di tengah tumpukan tanah dan aliran air.
Suasana duka menyelimuti kediaman korban bus yang masuk jurang itu. Puluhan warga terlihat berkumpul melayat jenazah. Isak tangis masih terdengar dari para keluarga dan kerabat. Udara dingin setelah diguyur hujan menambah suasana haru semakin menyelimuti para kerabat yang hadir ke rumah duka.
Kedatangan para kerabat dan warga Desa Cisempur cukup menguatkan hati keluarga almarhumah supaya tetap sabar dan tabah menghadapi garis takdir Siti Munawaroh.
Sang kakak almarhumah, Rahmat Gunawan mengatakan, dirinya sudah menerima dengan ikhlas mengenai kepergian adik tercintanya.
“Saya harap adik saya diterima amal ibadahnya, Islam dan imannya. Ditempatkan di sisi Allah dan diakui sebagai umatnya oleh Nabi Muhammad Sholallau’alaihi wa sallam,” kata Rahmat kepada Jabar Ekspres di rumah duka.
Raut wajah sedih dan haru Rahmat terlihat jelas, meski dia mencoba menutupi dengan senyuman ramah kepada Jabar Ekspres. Sambutan hangat diberikan oleh pria yang akrab disapa Dede itu. Sambil meminum kopi untuk menghangatkan tubuh di tengah suhu udara malam, Dede menyampaikan terima kasih.
“Saya sangat berterima kasih kepada media-media yang sudah memberitakan adik saya,” ujarnya yang duduk di atas tikar teras rumah.
Dede berharap, kebaikan-kebaikan sang adik dapat tetap menambah amalnya meski usia sudah tak lagi bertambah.
“Karena bantuan media juga adik saya ada perhatian dan banyak warga masyarakat ikut mendoakan adik saya. Gak hanya di Desa Cisempur tapi seluruh Indonesia ikut mendoakan,” ucap Dede yang raut wajahnya seakan menahan tangis dengan menampilkan senyuman hangat.
Pantulan cahaya lampu terlihat di sorot mata Dede yang kembali berkaca-kaca seakan menahan tangis atas kepergian sang adik.
“Almarhumah (Siti Munawaroh) juga selain mengajar sebagai guru (SDN Sayang), juga sering mengajarkan anak-anak di lingkungan mengaji,” paparnya yang kemudian meminum kembali kopi.