RANCAEKEK – Peristiwa naas jatuhnya bus pariwisata ke jurang di Tasikmalaya yang membawa rombongan SDN Sayang, Kecamatan Jatinangor, Sumedang dua korban di antaranya warga Kecamatan Rancaekek.
Melalui informasi yang dihimpun Jabar Ekspres, korban tersebut merupakan guru di SDN Sayang yang hendak melakukan perjalanan wisata ke pantai Pangandaran.
Esih (59), warga Perumahan Griya Utama, Desa Rancaekek Wetan, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung itu menjadi korban meninggal dunia atas peristiwa jatuhnya bus pariwisata yang membawa rombongan SDN Sayang menuju pantai Pangandaran.
Saat Jabar Ekspres mendatangi kediaman korban, rumah berpagar hitam di Perumahan Griya Utama itu terlihat sepi tak ada seorang pun yang menjaga.
Salah seorang tetangga, Endah Sulistianingrum (43) mengatakan, dirinya mengetahui bahwa salah seorang korban merupakan satu lingkungan melalui pemberitaan di sosial media.
“Saya dapat kabar (bus SDN Sayang) ada kecelakaan itu dari grup (sosial media) teman-teman kuliah,” kata Endah kepada Jabar Ekspres, Sabtu (25/6).
“Saat saya lihat juga di Instagram itu (nama korban) ternyata tetangga saya jadi korban,” lanjutnya.
Endah mengaku, dirinya sempat berkomunikasi terakhir kalinya dengan keluarga Esih pada 24 Juni 2022, tepat sebelum keberangkatan ke Pangandaran.
Dia menerangkan, dalam kehidupan sosialnya, baik Esih maupun keluarganya tergolong cukup bermasyarakat. Bahkan sang suami Esih diketahui kerap menjadi imam sholat masjid.
“Mereka baik insyaAllah, dengan tetangga juga baik, bermasyarakat. Kabarnya (korban) dimakamkannya gak di sini (Rancaekek),” ucap Endah.
Dia menjelaskan, melalui informasi yang diterimanya, Esih akan dimakamkan di tempat kelahirannya yakni di wilayah Ciamis. (Bas)