JABAREKSPRES.COM – Ramainya berita tentang foto stupa canding dengan wajah Presiden Jokowi ternyata mengundang komentar lucu dari sang anak, Kaesang Pangarep.
Kaesang ikut menanggapi kasus yang menyeret nama Roy Suryo tersebut. Namun anehnya dia mengaku tidak merasa kasihan pada sang ayah.
Hal itu diungkapkannya saat diundang menjadi bintang tamu di kanal YouTube Tretan Universe yang diunggah pada Jumat, 24 Juni 2022.
“Nggak, saya mah nggak kasihan sama bapak kok,” ucap Kaesang sambil tertawa.
Namun demikian, Kaesang mengatakan bahwa tindakan itu memang sangat tidak etis, terutama menyangkut agama Buddha.
Dalam video berjudul “React Video Bapak Sendiri Feat Kaesang”. Kaesang mengaku tidak pernah marah dan kesal apabila ada orang orang yang menyerang Jokowi.
Justru Kaesang melihat orang-orang yang menyerang ayah itu sebagai bagian untuk lucu-lucuan saja.
Bahkan Kaesang tidak segan-segan untuk me-retweet dan memberikan likes ke cuitan-cuitan warganet yang menyerang Jokowi.
“Santai (menanggapinya), karena kadang-kadang ada yang lucu,” kata Kaesang.
Akan tetapi Kaesang tidak terlalu suka dengan foto meme stupa yang disebarkan oleh Roy Suryo di Twitter.
“Ya itu kan nggak ini lah, ya kan kasihan agama yang bersangkutan,” tuturnya.
Lebih lanjut, putra bungsu Jokowi itu menyebut bahwa setiap hari pasti ada saja mention yang masuk ke akun Twitternya terkait dengan ayahnya.
“Ya ada lah, setiap hari pasti ada. Pasti ada yang lucu, yang lucu itu harus di retweet,” ujar Kaesang.
“Kadang-kadang saya kasih tahu ibu, nih bu ada yang lucu,” ucapnya menambahkan.
Fakta lucunya, Kaesang tidak di follow balik (follow back) oleh akun media sosial ayahnya sendiri.
Sementara itu, Umat Buddha tampaknya menutup pintu perdamaian atas kasus pelecehan yang dilakukan Roy Suryo.
Kuasa Hukum Perwakilan Umat Buddha, Herna Sutana mengatakan, pihaknya ingin proses hukum terus berlanjut.
“Menghapus itu bukan berarti masalah selesai. Kalau yang bersangkutan minta maaf ini bukan kami yang memutuskan. Kalau kita bicara patung Budha itu simbol agama umat Budha seluruh dunia. Kami serahkan itu kepada proses hukum,” ujar Herna.