Prinsip ini akan menjadi bagian dari ketaatan kita kepada Allah. Hikmah lain dari ibadah kurban dapat dilihat dari makna kata kurban itu sendiri. Kurban dalam Bahasa Indonesia berarti dekat.
Oleh karena itu, kurban dapat diartikan mendekatkan diri kepada Allah dengan menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan-Nya melalui wasilah hewan ternak yang dikurbankan atau disembelih.
Ma’asyiral Muslimin wal Muslimat rahimakumullah, Ibadah selanjutnya yang identik dengan Hari Raya Idul Adha adalah ibadah haji ke Tanah Suci Makkah.
Ibadah haji merupakan kewajiban bagi kita umat Islam yang memiliki kemampuan. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya dalam surat Ali Imran ayat 97 yang Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dari semesta alam.“
Mampu melaksanakan Rukun Islam yang kelima ini memiliki artian siap untuk mengorbankan harta yang dimiliki sebagai wujud syukur atas nikmat harta dan kesehatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Kesiapan kita mengorbankan harta untuk menjadi tamu Allah di Baitullah sekaligus mengajarkan kepada kita untuk menjauhi sifat kikir dan cinta terhadap kekayaan materi.
Pengorbanan kita dalam berhaji juga mengajarkan kepada kita untuk tidak membangga-banggakan kekayaan ataupun kelebihan yang kita miliki karena pada dasarnya semua itu adalah karunia dan anugerah dari Allah.
Sudah seharusnya semua itu kita syukuri untuk menjadi modal kita untuk tekun beribadah kepada Allah SWT. Ibadah haji juga mengajarkan kepada kita untuk saling membantu dan saling bekerja sama dengan orang lain.
Seperti yang kita ketahui, perjalanan ibadah haji ditempuh dengan berduyun-duyun dalam sebuah perjalanan yang penuh dengan tantangan kesulitan dan pengorbanan. Di dalamnya harus diikuti dengan semangat juang tinggi tanpa putus asa disertai dengan kedisiplinan dan kesabaran untuk mencapai sebuah tujuan.
Akhlaqul Karimah kepada sesama manusia juga harus dikedepankan diiringi dengan kesadaran bahwa niat kebaitullah adalah untuk beribadah. Bukan untuk yang lain. Dengan niat yang benar, ibadah haji harus dapat membangkitkan semangat dan kesadaran diri untuk saling mengingatkan dalam kebenaran, menasehati dalam kesabaran dan menebarkan kasih sayang kepada seluruh ciptaan Allah SWT.