BANDUNG – Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat (kepokmas) di Kota Bandung sebagian besar diakibatkan oleh faktor cuaca.
Kepala Bidang Distribusi dan Perdagangan pada Disdagin Kota Bandung, Meiwan Kartiwa mengatakan kenaikan harga kepokmas di Kota Bandung akibat faktor cuaca yang buruk. Hal itu berimbas pada gagalnya panen serta permintaan yang meningkat menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Kalau terkait barang-barang kaya cabai memang lagi musim gagal panen kalau gak salah. Akibat faktor cuaca mengakibatkan istilahnya barangnya tidak terlalu banyak jadi stok berkurang,” ujar Meiwan Kartiwa saat dihubungi, Selasa (21/6).
Meiwan menyebut, stok yang kurang akibat gagal panen, diperparah dengan barang-barang hasil pertanian yang didatangkan dari Jawa Timur, Bandung Raya, Garut dan Tasik itu cepat membusuk akibat cuaca yang tidak menentu.
“Selain faktor cuaca yang membuat barang-barang pertanian seperti cabai, bawang cepat busuk, permintaan juga naik menjelang Idul Adha dan menyebabkan kenaikan harga,” jelas Meiwan.
Untuk harga terigu, Meiwan menyebut kenaikan harga komoditi tersebut turut dipengaruhi oleh faktor impor dari luar negeri yang pasokannya saat ini terganggu meski dinilainya kenaikan harga terigu tidak terlalu signifikan. Ia juga berharap kenaikan jelang Idul Adha tidak terlalu tajam.
“Kalau terigu saya pikir naiknya tidak signifikan itu imbas dari yang impor, dan diharapkan kenaikan jelang Idul Adha meski biasa naik jangan terlalu tinggi kenaikannya,” papar Meiwan.
“Memang sebelumnya, lebaran kemarin ada harga yang mencapai seperti itu. Tapi tidak seperti tahun lalu di mana harga cabai sama dengan daging,” tandasnya. (arv)