BANDUNG – Perhelatan Piala Presiden 2022 sudah berlangsung sejak 11 Juni 2022 lalu. Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA) menjadi salah satu lokasi dari empat stadion untuk pertandingan babak penyisihan. Wali Kota Bandung Yana Mulyana menitipkan pesan kepada masyarakat dan Bobotoh, mengingat animo yang luar biasa.
“Alhamdulillah PT Liga (Indonesia), PSSI (Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia) dan Persib mempercayakan stadion GBLA jadi venuenya untuk pra musim ini, piala presiden. Terima kasih juga untuk para Bobotoh menjaga acara kemarin kondusif, mari kita jaga sama-sama,” ujar Yana Mulyana kepada wartawan di halaman PMI Kota Bandung, Jalan Aceh No. 79, Selasa (14/6).
Ia menambahkan, Bobotoh dan masyarakat tidak boleh melupakan pandemi yang masih hadir dan berharap masyarakat memaklumi pembatasan stadion 75 persen yang diatur oleh Pemerintah Kota.
“Kemarin di stadion orang-orang pada marah kenapa (kapasitas) gak seratus persen. Kan sebetulnya relaksasi kafe dan tempat lain sudah 100 persen, kenapa (stadion) masih 75 persen? Itu bentuk kehati-hatian kami. Tolong dipahami oleh masyarakat. Jangan euforia lah,” imbuhnya.
Selain itu ia mengimbau masyarakat agar selalu memakai masker dan tetap patuh pada protokol kesehatan. Selanjutnya, ia mengimbau penggemar lebih baik menonton di tribun bawah dengan dalih keamanan.
“Ini kan udah 4 tahun gak dipake, kita harus ada kehati-hatian. Kemarin ada rekomendasi dari pihak kepolisian dan dari satgas jangan terlalu banyak, minimal tribun bawah, itu ikhtiar kita (menjaga keamanan),” tutur Yana.
Panitia pelaksana, kata dia, sudah bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menyambut para Bonek.
“Menyiapkan kurang lebih 60 tenda, termasuk dapur umum. (Antisipasi) Kalau ada suporter dari klub lain yang datang ke stadion GBLA, InsyaAllah ya. Bandung mah hade ka semah,” papar Yana.
Terkait isu GBLA yang memiliki banyak retakan, Yana Mulyana menyangkalnya. Dia menjelaskan bahwa itu adalah dilatasi (pemisahan struktur bangunan) yang terlihat seperti retakan.
“Dilatasi itu pasti ada. Sebetulnya di sudut itu memang ada dilatasi, sengaja dibuat. Itu memang gak nyambung kan (terlihatnya), jadi memang bangunan itu berpisah jadi mungkin karena penurunannya gak bareng, terlihat seperti retak. Dilatasi itu memang standarnya dibangun, pasti ada di pojok-pojok,” terangnya. (mg6/wan)