Tradisi Warga Bern Berenang di Sungai Aare

Jabarekspres.com – Bagi warga ibu kota Swiss, berenang di Sungai Aare, Bern, Swiss bukan hanya kegiatan untuk berlibur di akhir pekan saja. Namun, kegiatan tersebut merupakansuatu tradisi yang dilestarikan dari generasi ke generasi.

UNESCO pun telah menetapkan bahwa berenang di Sungai Aare masuk dalam daftar tradisi, yang merupakan bagian dari warisan budaya tak benda Swiss pada 2017.

Banyak masyarakat melakukan aktivitas berenang dan arung jeram. Bahkan rekor dunia tercipta pada 2012 untuk kegiatan arung jeram, ketika total 1.268 orang secara bersamaan mengarungi sungai tersebut dengan perahu karet, dari Kiesen ke Eichholz.

Kepopuleran berenang di Sungai Aare kemudian membuat tak hanya warga lokal yang doyan berenang di sungai dengan air berwarna biru tersebut. Banyak turis pun tertarik untuk menjajalnya.

Tradisi berenang di sungai tersebut semakin terlihat saat di musim panas seperti saat ini. Seperti terlihat pada akhir pekan ini, dari pantauan wartawan JawaPos.com yang meliput langsung ke Bern, banyak orang memadati sisi sungai tersebut.

Sebagian di antara mereka mandi sinar matahari. Sebagian lainnya nyemplung untuk berenang di Sungai Aare. Ada juga yang mengarungi aliran sungai tersebut menggunakan perahu karet.

Orang-orang yang masuk ke dalam Sungai Aare tampak sangat bahagia. Mereka tersenyum saat berenang, bahkan, sejumlah orang yang menaiki perahu tampak bersenang-senang dengan memaikan musik.

“Ya, ini memang waktunya orang-orang keluar dan memadati Aare. Cuacanya sempurna unutk berenang,” ungkap Timo Stern.

Dia mengatakan, baru saja berenang bersama teman-temannya mengarungi aliran sungai Aare. Dia juga membenarkan bahwa berenang di Aare adalah tradisi bagi warga Bern. Bahkan, dia mengaku sudah mulai mengenal sungai Aare sejak masih berumur tujuh tahun. Saat itu ayahnya mengajaknya untuk mengarungi Aare dengan perahu karet. Baru saat remaja dia bersama teman-teman sebayanya berani nyemplung untuk berenang di sana.

Orang-orang yang berenang di Aare dari berbagai kelompok umur. Mulai anak-anak berpelampung yang didampingi orang tuanya, remaja, sampai para lansia.

Walau terlihat begitu menyenangkan bagi warga Bern, tapi kenyataannya, sungai tersebut bisa membawa petaka juga menyertainya. Salah satunya seperti yang terjadi pada Emmeril Kahn Mumtadz, putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Remaja yang biasa dipanggil Eril itu hanyut di Aare pada 26 Mei 2022, lalu ditemukan jenazahnya pada 10 Juni 2022.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan