BANDUNG – Ustaz Adi Hidayat (UAH) turut menyampaikan doa dan ucapan bela sungkawa kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil atas berpulangnya sang putra pertama bernama Emmeril Khan Mumtadz atau akrab disapa Eril.
Menurut UAH, kunjungannya ke Gedung Pakuan bukan hanya sekedar melaksanakan takziyah, akan tetapi, memberikan penguatan atas musibah yang sedang menimpa Ridwan Kamil beserta keluarga.
“Pertama yang tadi dilakukan adalah saling menguatkan supaya ada ketentraman, kedamaian, dan keyakinan di dalam jiwa untuk menerima takdir Allah Ta’ala. Jadi kematian itu sesuatu yang sudah ditetapkan, tidak bisa kita tolak, tapi caranya yang menjadi pembeda,” tutur Adi Hidayat seusai melakukan takziyah di Gedung Pakuan, Bandung, pada Sabtu, (4/6).
Selain memberikan penguatan kepada keluarga Ridwan Kamil, ia juga menerangkan bahwa bagaimana Allah telah berkehendak kepada Eril yang meninggal dalam keadaan yang dipandang manusia dengan cara berbeda.
“Ternyata itu suatu karunia. Saya juga menerangkan ayat-ayat, hadist-hadist tentang kemuliaan-kemuliaan orang yang wafat dalam keadaan tenggelam, sehingga lebih memberikan ketentraman, keyakinan, dan kekuatan,” ungkapnya.
Bahkan, ia juga menganjurkan kepada pihak keluarga untuk bisa memperbanyak kisah-kisah baik tentang Eril semasa hidupnya untuk menginspirasi semua orang.
“Karena wafatnya Eril itu luar biasa banyak mengunggah jutaan doa, perhatian banyak orang, dan setiap orang yang meninggal bisa menghadirkan suasana-suasana seperti wafatnya Eril,” sambung Adi.
“Selanjutnya, insyaAllah keluarga juga sudah kuat, ikhlas, tabah. Dan mohon pengertian teman-teman semua untuk selalu mendoakan dan memberikan waktu sejenak guna kembali memberikan kekuatan,” tambahnya.
Tak hanya itu, UAH juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat mengenal dekat putra pertama dari Gubernur Jawa Barat itu.
Ia menyebutkan, sejak berusia 11 tahun, Eril sempat merenungkan tentang air dan Al-Quran surah Hud ayat 7 yang artinya “Allah menguasai segala yang ada di perairan”
“Itu sudah menjadi bahan renungannya sejak usia 11 tahun. Di masjid Kota Baru Parahyangan, dia menatap satu batu dengan tulisan Allah, di bawahnya ada air. Itu sudah dia renungkan dan ingin sekali mengetahui bagaimana Ars Allah. Jadi dia (Eril) anak yang hebat, berdedikasi dan berbakti kepada orang tua, semoga khusnul khotimah,” pungkas UAH. (Mg4/wan)