Setidaknya itu yang saya alami ketika diminta Kang Emil berangkat ke Nepal tahun 2015 lalu untuk mencari warga Bandung yang hilang saat mendaki di Langtang Pegunungan Himalaya.
Sampai hari ini kami belum berhasil mendapatkan hasil terbaik dari ikhtiar ini.
Kini… Sang Broadcaster of daily happiness itu bersedih. Melakukan ikhtiarnya sendiri bersama keluarga dan sedikit kerabat yang turut ikut di Swiss.
Doa-doa pun masih dilantunkan warga dari masjid ke masjid. Dari pengajian satu ke lainnya. Dari warga lainnya yang mencintai pemimpinnya dan keluarganya.
Sulit untuk belajar meneladani kesabaran dan ketabahan Kang Emil dan Teh Lia juga keluarganya. Kami remuk se remuk-remuknya.
Kang Emil dan Teh Lia: mohon maafkan saya atas segala ketidakmampuan saya.
Semoga Allah SWT selalu merahmati dan melindungi Kang Emil beserta keluarga.
Untuk Eril: kami mengenangmu sebagai pemuda baik dan berbakti. Arungilah sungai keabadian itu dengan rasa damai disertai cinta kasih Tuhan, Allah SWT. (*)