JABAREKSPRES.COM – Ustaz Abdul Somad (UAS) sepertinya masih menjadi buah bibir yang banyak dibicarakan publik, paska kabar ditolak masuk ke Singapura oleh otoritas setempat, kini UAS kembali ditolak untuk ceramah di Sumenep Madura.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Cyber Indonesia Husin Alwi Shihab atau Husin Shihab yang mengaku mewakili Madura dengan tegas tolak ceramah UAS di Masjid Jamik Sumenep.
“Sumenep kota toleransinya yang paling tinggi di Madura,” ujar Husin Shihab dalam kicauanannya di akun media sosial Twitternya yang bernama @HusinShihab.
Hal tesebut dilontarkannya terkait rancana ceramah UAS yang seharusnya diselenggarakan pada 20 Mei lalu di masjid jamik Sumenep.
“Jangan sampai Sumenep dijadikan tempat para ustaz intoleran dan radikalis menyiarkan pahamnya sehingga merusak kerukunan antar umat beragama disitu,” sambungnya.
“Saya bersama santri di Sumenep menolak UAS ceramah di Masjid Jamik Sumenep!,” tegas Husin Shihab.
Dalam unggahan Husin Shihab juga menampilkan sebuah poster dengan wajah Ustaz Abdul Somad.
Pada poster tersebut juga bertuliskan ‘Gerakan Santri Madura Menolak Kedatangan UAS di Tanah Madura’.
“Sehubungan dengan rencana kedatangan Ustaz Abdul Somad (UAS) di Madura pada tanggal 20 Mei 2022, maka gerakan santri Madura menolak dengan tegas UAS yang merupakan ustaz radikal-intoleran di tanah Madura,” isi poster tersebut.
“Santri menolak siapapun perusuh umat dan NKRI,” sambung pernyataan tersebut.
Tertera pula titik kumpul aksi yang tertulis di Masjid Jamik Sumenep yang bakal digelar pasca salat jumat.
Tak hanya itu Husin Shihab juga membeberkan fakta tentang arsitektur bangunan Masjid Jamik Sumenep.
“Arsitektur bangunan masjid itu, secara garis besar banyak dipengaruhi unsur kebudayaan Tiongkok, Eropa, Jawa, dan Madura,” ucap Husin Shihab.
“Salah satunya pada pintu gerbang pintu masuk utama masjid yang corak arsitekturnya bernuansa kebudayaan Tiongkok,” sambungnya.
Menurut Husin Shihab, Masjid Jamik Sumenep merupakan simbol toleransi yang berada di Madura.
“Masjid Jamik Sumenep itu simbol toleransi yang ada di Madura,” tutur Husin Shihab.
“Jangan sampai dinodai dengan kedatangan UAS yang intoleran dan radikalis,” pungkasnya dikutip dari Fin.co.id.