Marakayangan Drawing, Maestro Hingga Anak TK Memamerkan Karyanya

BANDUNG – Manula, seniman, pemula, maestro, hingga anak taman kanak-kanak (TK) memamerkan karya menggambar (drawing) mereka dalam pameran Marakayangan Drawing di Gedung Pusat Kebudayaan (GPK), Kota Bandung pada tanggal 14-17 Mei.

Dalam pameran Marakayangan Drawing, dari sebanyak 250 lebih peserta, 300-an karya seni drawing dipajang di sekitar luasnya dinding galeri seni Gedung Pusat Kebudayaan.

Diketahui, Marakayangan Drawing merupakan babak akhir dari rangkaian MEIgambar, yakni kegiatan drawing yang digelar dalam perayaan Bulan Menggambar Nasional, yang jatuh pada bulan Mei tahun ini.

Sebuah kegiatan menggambar yang coba menangkap aktivitas ‘jurig-jurig’ alias para pemakai kostum hantu (cosplay), yang bergentayangan di sekitaran Jalan Asia-Afrika dan Merdeka.

Kurator seni GPK, Isa Perkasa mengatakan, marakayangan merupakan tema yang berusaha menggambarkan kondisi ‘gentayangan’ para seniman di bawah terpaan masa pandemi sekarang.

“Karena seniman saat ini seperti marakayangan. Kolektor susah, pameran agak susah. Tidak semua galeri bisa leluasa memamerkan karya seni. Jadi, pada masa pandemi sekarang ini banyak seniman yang marakyangan. Tak jarang, mereka (seniman, red) alih profesi,” jelasnya kepada Jabar Ekspres di galeri GPK, Selasa (17/5).

Selain dalam rangka merayakan Bulan Menggambar Nasional, kata Isa, Institut Drawing Bandung (IDB) dan Drawing Garis Hitam (DGH) berupaya memfasilitasi masyarakat umum untuk menggambar dan memamerkan karyanya.

“Kami menampung berbagai kalangan. Karena menggambar, bisa dilakukan oleh siapapun. Jadi yang memamerkan karya ini berasal dari berbagai macam kalangan,” ungkapnya.

“Dari anak-anak dan manula, ada. Di sini memamerkan seni, di galeri. Kami bikin pameran ini tidak dibatasi umur dan kategori senimannya,” ujar ‘Rektor’ Institut Drawing Bandung itu.

Dengan kegiatan tersebut, lanjutnya, supaya bisa melahirkan banyak penggambar yang lebih dahsyat. Lantaran Isa, melihat banyak sekali anak muda memiliki potensi seni drawing yang mumpuni.

Senada, Ketua DGH, Andi Yudha menambahkan, kegiatan-kegiatan dan program drawing memang tengah digencarkan. Hal ini dilakukan untuk membumikan drawing.

“(Drawing) lebih bisa diakses siapapun. Nanti secara alami, semoga bisa memunculkan seniman-seniman. Dari masyarakat biasa boleh. Kayak (pameran) ini saja. Anak-anak kecil karyanya. Dari maestro sampai ke anak TK yang bukan apa-apa, berkarya semua,” ucapnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan