Menonjolnya potensi kerajinan tangan mengolah bambu menjadi hasil karya seni dengan harga jual tinggi di Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung berguguran tanpa ada perhatian dari pemerintahan desa.
Bandung, Yanuar Baswata, Jabar Ekspres
Usianya sudah tak lagi muda, namun semangat, kreativitas dan jiwa keseniannya masih tetap membara.
Endang Kosim (70), warga RW11, Desa Babakan Peuteuy, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung tetap membuat karya seni kerajinan tangan dari olahan bambu.
Siapa sangka, meski diam di pinggiran desa, Endang dapat melatih dan memberdayakan warga dalam membuat kerajinan tangan mengolah bambu jadi karya seni hingga menghasilkan uang.
Tak tanggung-tanggung, Endang sedikitnya berhasil melatih memberdayakan warga di RW09 dan RW11 di Desa Babakan Peuteuy, Cicalengka, Kabupaten Bandung.
Sejak 1975 Endang sudah mulai membuat karya seni kerajinan tangan dari olahan bambu menjadi hiasan dinding, gantungan kunci sampai miniatur kendaraan bahkan bangunan.
Kerumitan dan detilnya kerajinan tangan dari bambu yang dihasilkan Endang tak hanya terjual ke luar kota, namun karya seninya itu sempat sampai ke Negeri Sakura, Jepang.
Daya tarik kerajinan tangan olahan bambu hasil karya Endang bukan hanya dilihat dari kerumitannya, tetapi lukisan untuk mendukung tampilan semakin cantik jadi nilai tinggi.
“Saya gak pakai cat atau bahan khusus untuk mewarnai bambu, tapi gambar di bambu yang saya buat itu dilukis menggunakan panas, jadi kayak dibakar bambunya dan mengeluarkan warna alami,” kata Endang kepada Jabar Ekspres di kediamannya.
Di teras rumah Endang Jabar Ekspres melihat beberapa alat yang dia gunakan untuk memahat kayu sekadar mengisi waktu luang.
Gergaji berbagai ukuran, batu dan alat asahan hingga golok menjadi teman Endang menghabiskan waktu siangnya di teras rumah.
Dia menjelaskan, bambu yang dia bentuk menjadi berbagai hiasan sebelumnya direndam menggunakan cairan khusus guna mendapatkan hasil bambu jadi berwarna putih bersih.