Jelang Hari Raya Idul Fitri 2022, Sampah Pasar Parakanmuncang Kembali jadi Sorotan

SUMEDANG – Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2022, sampah di Pasar Parakanmuncang masih terus menumpuk.

Meski sudah dilakukan upaya penyisiran oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Sumedang, sampah di Parakanmuncang masih menggunung.

Selain mengganggu pemandangan, tumpukan sampah di Pasar Parakanmuncang juga mengeluarkan aroma yang busuk. Hal tersebut menjadi keluhan warga atau pengendara yang melintas.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang Pemerhati Lingkungan di Kecamatan Cimanggung, Usep Lala Sopandi mengatakan, perlu adanya perhatian serius terkait sampah.

“Berikan sanksi kepada pejabat sektoral bagian DLHK supaya ada efek jera, masalah sampah berbulan-bulan ga bisa teratasi,” kata Usep pada Rabu (27/4).

Dia menilai, tumpukan sampah di Pasar Parakanmuncang jika dibiarkan bisa berpotensi menimbulkan penyakit bagi warga.

“Membuat macet jalan, bau tak sedap, menyebabkan penyakit. Cimanggung dan Jatinangor sudah masuk kawasan perkotaan,” ujarnya.

“Bau busuk berbahaya menyengat, apalagi musim kemarau, tempat sarang nyamuk, tempat tikus tempat buang kotoran,” tambah Usep.

Dia berujar, sebagai daerah di wilayah Barat Sumedang, Kecamatan Cimanggung termasuk dalam Kawasan Perkotaan Jatinangor (KPJ).

Karenanya, menurut Usep, kurang indah apabila KPJ sebagai wajah dan etalase Sumedang di wilayah Barat dihiasi oleh tumpukan sampah.

“Masyarakat taat membuang sampah kepada tempatnya, ada gak tempat yang layak dan dekat juga sudah di sediakan? Biar masyarakat taat membuang sampahnya,” ucapnya.

“Apa gak malu Pemda dengan adanya kejadian seperti ini? Untuk apa adanya birokrasi kalau ada masyarakat yg mengeluh tidak bisa memberikan solusi?” sambung Usep.

Usep mengatakan, apabila ada tempat pembuangan sampah atau bank sampah yang sudah baik dan adanya armada yang cukup termasuk pekerjanya dinilai bisa mengimbangi debit sampah di masyarakat.

“Saya yakin masyarakat akan taat dan peduli terhadap aturan. Sementara ini bagaimana masyarakat mau taat kalau dari Pemda tidak memfasilitasinya dengan baik,” papar Usep.

Dia menyampaikan, dampak dari mengabaikan persoalan lingkungan khususnya mengenai penyisiran sampah bisa sangat fatal salah satunya berpotensi bencana banjir.

“Di jalur sungai kami dulu air mengali bersih bening, sekarang menjadi tempat sampah,” papar Usep.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan