Ketersediaan Hunian Sewa jadi Masalah Baru Pembukaan Pintu Internasional di Australia

Menanggapi krisis tingkat kekosongan hunian yang terjadi di Sydney, Direktur Penjualan dan Pemasaran Crown Group Indonesia, Tyas Sudaryomo, mengungkapkan bahwa krisis ini sudah bisa diprediksi sebelumnya.

“Banyak pembangunan hunian baru terutama apartemen yang terhambat selama 2 tahun terakhir, hal ini mengakibatkan berkurangnya pasokan di pasar, terutama di kawasan inner city seperti Waterloo dan Eastlakes”

“Selama periode 2020 – 2021, Sydney mengalami penurunan permintaan sewa dikarenakan pandemi COVID-19 dan dapat dilihat melalui tingkat kekosongan rata-rata yang menyentuh 4% atau di atas 3%” ungkap Tyas.

“Menurut data dari KBRI Australia, pada 29 Maret 2020, jumlah mahasiswa asing pemegang visa Australia adalah sebanyak 694.038 mahasiswa. Dan berdasarkan data tanggal 28 Juni 2021, jumlah mahasiswa asing pemegang visa Australia menurun sebesar 31.9% dalam rentang waktu 15 bulan. Sebanyak 85% mahasiswa yang sudah memiliki visa studi masih berada di luar negeri karena kebijakan penutupan perbatasan akibat Covid-19”

“Namun ketika Australia membuka pintu internasional nya, permintaan sewa melonjak tajam hanya dalam beberapa bulan saja hingga vacancy rate menyentuh angka 1.4%. Terendah semenjak tahun 2017”

“Tentu saja ini adalah situasi yang sangat positif bagi para pemilik unit properti”

“Sebagai contoh nyata, saat ini tingginya jumlah permintaan sewa tidak sebanding dengan unit yang siap disewakan di Waterfall by Crown Group sehingga kami juga kesulitan untuk bisa memenuhi setiap permintaan yang muncul”

“Terutama dari siswa luar negeri khusus nya Indonesia yang baru kembali lagi ke Australia”

“Jumlah mahasiswa Indonesia di Australia yang tercatat per tanggal 28 Juni 2021 yakni sebanyak 12.645 mahasiswa. Ini menempatkan Indonesia di peringkat 6 jumlah mahasiswa asing terbanyak di Australia setelah Tiongkok, India, Nepal, Vietnam dan Malaysia. Tercatat sebanyak 31% atau sekitar 3.905 mahasiswa masih berada di Indonesia.”

“Kami selalu menyarankan kepada para calon pembeli kami di Indonesia, apabila memiliki anak yang akan melanjutkan studinya ke Australia, lebih baik untuk melakukan investasi melalui pembelian properti dibandingkan hanya dengan menyewa unit properti selama beberapa tahun” tambah Tyas.

“Apabila dikalkulasikan masih jauh lebih menguntungkan pembelian properti berdasarkan hitungan kenaikan nilai properti secara konservatif sebesar 7 – 8% setiap tahunnya dibandingkan dengan biaya sewa yang setiap bulannya bisa mencapai kisaran Rp20 juta”

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan