Jabarekspres.com — Oxfam International pada Maret kemarin memperingatkan bahwa hingga 28 juta orang di negara-negara timur benua Afrika berisiko kelaparan jika krisis sejarah terus berlanjut, dikutip dari Commons Dreams, Selasa (22/3/2022).
“Afrika Timur menghadapi krisis kelaparan yang sangat mengkhawatirkan. Wilayah Ethiopia, Kenya, Somalia, Sudan Selatan, dan sekitarnya sedang mengalami bencana skala besar yang sedang berlangsung,” kata direktur eksekutif Oxfam International Gabriela Bucher, dikutip secara langsung dari Commons Dreams, Selasa (22/3/2022).
Krisis kekeringan yang mereka hadapi menjadi semakin parah akibat krisis perang di Ethiopia dan Somalia di mana peperangan itu telah menghancurkan tanaman dan mata pencaharian, membunuh sejumlah besar ternak, dan memaksa keluarga penggembala dan petani berjuang sangat keras.
Ahmed Mohamud Omar, seorang penggembala tua dari Wajir, Kenya, mengatakan kepada Oxfam International:
“Karena kekeringan, keledai kami telah mati dan yang tersisa terlalu lemah untuk menarik gerobak,” kata Ahmed Mohamud.
“Gerobak pengangkutan saya sekarang diparkir menganggur karena saya tidak bisa membeli bahan bakarnya. Saya tidak lagi punya unta atau kambing,
Saya selalu memikirkan apa yang akan keluarga saya makan, dari mana makanan mereka berikutnya, apakah saya akan mendapatkan jerigen air setiap hari.”
- Krisis kelaparan di Afrika
Bob Kitchen, wakil presiden dari International Rescue Committee, mengatakan bahwa krisis kelaparan yang terjadi di Afrika sangatlah mengkhawatirkan.
“Ketidakamanan pangan di Afrika itu berbahaya dan akan memburuk karena krisis Ukraina mengancam ketergantungan pada biji-bijian yang dimiliki negara itu,” kata Bob Kitchen.
Ia pun menyatakan suatu perkiraan bahwa krisis kelaparan di benua tersebut akan sangat darurat pada Juni mendatang.
“Setidaknya empat juta warga Somalia diproyeksikan menghadapi tingkat kelaparan darurat pada Juni tahun ini. Di Sahel, hampir 30 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan yang mendesak, dengan kerentanan dan kebutuhan yang semakin buruk karena guncangan iklim, konflik, dan pandemi Covid-19 terus mendatangkan malapetaka di seluruh wilayah,” Bob Kitchen menambahkan.
Sementara itu, invasi Rusia ke Ukraina—menurut Oxfam, gabungan kedua negara menyediakan hingga 90% gandum impor Afrika Timur—semakin memicu kelaparan tidak hanya di Afrika tetapi juga di zona krisis global lainnya termasuk di Afghanistan dan Yaman.